Scroll untuk baca artikel
BALI EXPOSE

Wisata Bali: Tari Tradisi Mekotek atau Ritual Ngerebeg di Desa Munggu Bali

94
×

Wisata Bali: Tari Tradisi Mekotek atau Ritual Ngerebeg di Desa Munggu Bali

Sebarkan artikel ini

Maduraexpose.com (Bali Expose)- Kayu tinggi berhias yang dibawa sejumlah lelaki lantas disatukan dan dipukul-pukulkan adalah bagian dari tradisi di Desa Munggu, Badung, Bali. Disebut sebagai tradisi Mekotek atau Ngerebeg, awalnya yang dipakai adalah tombak, dan dilarang di masa penjajahan Belanda karena dikhawatirkan sebagai bentuk pemberontakan.

Dipetik dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, Bendesa Desa Adat Munggu, I Made Rai Sujana menjelaskan bahwa saat pelaksanaan kegiatan tidak dibolehkan pihak penjajah, masyarakat desa diserang wabah sampai ada meninggal dunia. Melihat kondisi tadi, para tokoh agama dan adat melakukan meditasi dan negosiasi. Kegiatan dilaksanakan kembali atas seizin pihak Belanda, dengan tombak diganti dengan sebatang kayu pulet sepanjang 4 m.

“Para tokoh agama saat itu melakukan semedi di Pura Dalem Desa dan mendapat pawisik bahwa kondisi wabah disebabkan karena tidak dilaksanakannya tradisi Mekotek, tepatnya saat Hari Raya Kuningan,” ungkap I made Rai Sujana soal tradisi turun-temurun Mekotek di Desa Munggu.

“Kayu pulet yang digunakan ujungmya dihias muncuk daun pandan sebagai simbol lancipnya tombak. Lantas di bawahnya dihias dengan tamiang,” jelasnya.

Sejak saat itulah tradisi Mekotek menjadi semacam penolak bala.

“Kayu saling dibenturkan diyakini mampu mengusir roh-roh jahat yang mengganggu masyarakat khususnya di wilayah desa adat Munggu,” kata Bendesa Desa Adat Munggu.

Selain itu dari cerita turun-temurun,tradisi Mekotek juga dikaitkan sebagai sarana peringatan kemenangan prajurit dalam peperangan merebut kembali kekuasaan kerajaan Mengwi yang ada di Blambangan, Jawa Timur.

------------------------