Scroll untuk baca artikel
eXpose TV

Film Indonesia Butuh Perspektif Perempuan

Avatar photo
23
×

Film Indonesia Butuh Perspektif Perempuan

Sebarkan artikel ini

MADURA EXPOSE– Sineas Garin Nugroho menilai Indonesia membutuhkan lebih banyak karya dari sutradara wanita untuk memberikan perspektif baru kepada penonton. Dalam sesi “Crossout Asia” Festival Film Tokyo 2018 (Tokyo International Film Festival/TIFF), Garin menceritakan bahwa Indonesia memiliki dua sutradara wanita hebat yakni Mouly Surya dan Kamila Andini. Mereka menelurkan karya Marlina si Pembunuh dalam Empat Babakdan The Seen and Unseen.

Untuk itu, ia menilai hadirnya sutradara wanita memberikan corak dan perspektif yang berbeda. Karena film tersebut akan disampaikan melalui sudut pandang perempuan. “Untuk film Indonesia, kami punya dua film director perempuan yang sangat kuat, Mouly dan Kamila,” kata Garin saat seusai pemutaran film Ach…Aku Jatuh Cinta atau Chaotic Love Poems di Toho Cinemas Roppongi, Tokyo, Jumat (26/10).

Garin mengatakan, sangat penting mensupport film dari sutradara perempuan karena banyak film membutuhkan perspektif perempuan. Sutradara Cinta Dalam Sepotong Roti itu pun memprakarsai ide Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dan menyerahkan film itu agar digarap Mouly Surya. “Ini agar mendapat sentuhan perempuan, sesuai perspektif film itu,” ujarnya.

Dia menjelaskan, ketika punya ide Marlinamuncul, dia menyampaikan ke Mouly bahwa itu cerita favoritnya. “Ini cerita yang saya suka dan yang terbaik,” kata Garin.

Lalu dia menimpali sambil menyebut bahwa film itu butuh perspektif perempuan. “Saya katakan jadi tolong buatkan filmnya. Kalau saya yang buat, filmnya pasti berbeda, walaupun ceritanya dari saya,” kata GArin.

------------------------