SUMENEP — Sebuah ironi pahit kini menyelimuti perairan Sumenep. Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III, yang dulu diluncurkan dengan janji-janji manis sebagai solusi transportasi laut, kini hanya menjadi bangkai besi yang terombang-ambing.
Kapal ini mangkrak bukan karena cuaca buruk atau kerusakan mesin, melainkan karena masalah yang lebih mendasar: tunggakan gaji miliaran rupiah untuk para pegawainya.
Kondisi ini sangat kontras dengan momen peluncuran KMP DBS III pada 14 Agustus 2018. Saat itu, Achmad Fauzi, yang kala itu menjabat sebagai Wakil Bupati Sumenep, dengan bangga meresmikan kapal ini.
Ia menjanjikan KMP DBS III sebagai “kado luar biasa” yang akan mengatasi permasalahan transportasi laut, menampung 300 penumpang, dan menjadi tulang punggung konektivitas antar-pulau.
Dengan bangga ia menyatakan bahwa kapal ini dibangun dengan dana APBD sebesar Rp39 miliar, sebuah komitmen nyata untuk masyarakat kepulauan.
Janji Tinggal Janji, Kapal Tinggal Besi