SUMENEP – Kabupaten Sumenep dikenal sebagai jantung religius Madura, sebuah wilayah yang dipimpin oleh tokoh-tokoh kiai dan dikelilingi oleh ribuan pesantren.
Di sini, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah denyut nadi kehidupan, momen spiritual yang dinanti-nantikan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Setiap tahun, euforia Maulid begitu terasa, terutama ketika tanggal 12 Rabiul Awal—yang tahun 2025 jatuh pada Jumat, 5 September—dirayakan sebagai hari libur nasional.
Namun, di tengah gelora spiritualitas ini, muncul pertanyaan yang menggelitik: mengapa pemerintah daerah terkesan lebih fokus pada perhelatan budaya seperti Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025?
Ketika Seni dan Budaya Mendapat Panggung Utama
Malam minggu kemarin, di depan Keraton Sumenep, MEC 2025 telah mengguncang. Sebuah acara yang diakui sebagai panggung kolaborasi lintas komunitas seni, mulai dari grup musik hingga sanggar tari.
Dengan partisipasi puluhan komunitas seperti Madurock, Ethnic Patots, dan grup musik tongtong, MEC adalah bukti nyata komitmen pemerintah daerah untuk memajukan seni dan budaya.