Selama ini, masyarakat Kabupaten Sumenep, khususnya para penderita keluhan gangguan saluran kemih—mulai dari batu ginjal yang menyiksa, masalah prostat yang memalukan, hingga derita inkontinensia urine—dihadapkan pada satu kenyataan pahit: TERPAKSA DIRUJUK jauh-jauh menyeberang pulau ke Surabaya.
Ini bukan sekadar ketidaknyamanan, ini adalah pemborosan waktu, energi, dan biaya yang mencekik, terutama bagi warga dari wilayah kepulauan yang aksesnya serba terbatas.
Namun, tirani rujukan jauh itu kini RESMI BERAKHIR!
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep mengambil langkah revolusioner dengan mengumumkan pembukaan layanan spesialis urologi secara rutin. Ini adalah kabar gembira yang menuntut sorotan—sebuah langkah maju yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama.
Direktur RSUDMA Menggebrak: “Kami Ingin Warga Mendapatkan Penanganan Lebih Dekat!”
Direktur RSUDMA Sumenep, Erliyati, dengan tegas menyatakan bahwa layanan spesialis urologi kini tersedia secara rutin setiap Jumat dan Sabtu. Pernyataannya menggarisbawahi kegagalan sistem sebelumnya:
“Kami ingin warga mendapatkan penanganan medis lebih dekat. Selama ini banyak pasien yang terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain. Itu memakan waktu dan biaya, apalagi bagi warga kepulauan,” jelas Erliyati.
Agitasi Objektif: Pernyataan ini secara tersirat mengakui bahwa sistem kesehatan di Sumenep selama ini belum sepenuhnya memihak rakyat kecil. Layanan spesialis yang fundamental seharusnya sudah tersedia, bukan baru terwujud ketika beban rujukan sudah mencapai puncaknya. Kehadiran layanan urologi ini harus dilihat sebagai KOREKSI MENDESAK atas kesenjangan akses kesehatan.
Dokter Spesialis Urologi Siap Tempur: dr. Yufi Aulia Azmi
Layanan krusial ini akan langsung ditangani oleh dokter spesialis urologi kompeten, dr. Yufi Aulia Azmi. Masyarakat kini bisa mendapatkan penanganan komprehensif, mulai dari konsultasi, pemeriksaan detail, hingga tindakan medis lanjutan untuk berbagai masalah sensitif, termasuk masalah kesuburan pria dan infeksi saluran kemih kronis.
Ini berarti: penanganan cepat, mudah, dan yang paling penting, TERJANGKAU tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk transportasi dan akomodasi antar-pulau.
Visi Agresif: Menjadi Rujukan Utama Madura!
Erliyati tidak berhenti pada pengadaan layanan. Ia memasang target ambisius, sebuah visi yang patut ditagih:
“RSUDMA Sumenep harus menjadi rumah sakit rujukan utama, bukan hanya untuk masyarakat Sumenep, tapi juga untuk warga Madura,” tegasnya.
Agitasi Objektif: Pernyataan ini adalah sebuah janji publik. Visi untuk menjadi rujukan utama Madura menuntut standar kualitas dan ketersediaan fasilitas yang jauh di atas rata-rata. Kehadiran layanan Urologi ini hanyalah langkah awal. Masyarakat kini harus terus mengawasi dan menuntut agar RSUDMA Sumenep benar-benar memperkuat inovasi dan kualitas pelayanan di semua lini, agar visi besar itu tidak sekadar menjadi retorika tanpa substansi.
RSUDMA Sumenep telah melempar tantangan. Kini, rakyat Sumenep menanti bukti bahwa layanan ini akan berjalan optimal dan benar-benar menghapus status Sumenep sebagai “daerah rujukan buangan” bagi pasien urologi. [Ferry Arbania]

















