MADURAEXPOSE.COM–Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat STKIP PGRI Bangkalan mengecam keras tindakan amoral yang sering terjadi baru- baru ini.
Mereka mendesak Ekskutif dan Legislatif lebih serius mengontrol lokasi yang berpotensi terjadi tindakan tidak terpuji terlebih tindakan yang mengandung pornografi.
Kabupaten Bangkalan, beberapa pekan yang lalu sempat digegerkan dengan beredarnya Foto vulgar seorang perempuan menyingkap bagian dadanya yang viral di media sosial, seperti Facebook. Foto yang diduga berbackground taman Paseban itu mendadak viral.
Beberapa kalangan mengecam tindakan terkutuk itu. Bahkan sempat dilaporkan oleh sejumlah aktivis ke Kepolisian setempat. Sebab, Kabupaten dengan sebutan kota Dzikir dan sholawat dianggap sudah ternodai.
Ibarat bumi belum kering dibasahi air hujan, Tak selang beberapa lama, sebuah foto vulgar kembali beredar. Diduga lokasinya di bawah kaki jembatan suramadu sisi Madura. Kembali seorang gadis berfoto di atas sepeda motor sambil membuka bagian dada depannya.
“Kondisi ini sangat mencoreng nama baik Bangkalan. Kinerja pemerintah sudah semakin melempem. Kota Dzikir dan sholawat sudah dipenuhi tindakan amoral,”teriak Korlap Aksi, Imam Syafi’i, Kamis(10/8).
Korlap aksi juga menyebut bahwa Tanggung jawab moral bukan hanya perseorangan melainkan adalah tanggung jawab bersama dalam menjaga kota Bangkalan dari tindakan amoral. Apalagi lanjut Imam, Bangkalan masih mempunyai pemerintahan yang berperan penting dalam memberdayakan masyarakat.
“Tindakan ini terjadi karena kurangnya perhatian serius dari pemerintah. Pemerintah sudah acuh dalam menyikapi hal itu,”ujarnya saat berorasi.
Tak hanya itu kata dia, beberapa Lokasi wisata yang menjadi primadona masyarakat Bangkalan sudah tercoreng. Ini lantaran tidak ada perda khusus mengenai pengelolaannya. Pengontrolan pihak terkait terkesan tidak maksimal.
“Makanya kami mendesak taman paseban dijadikan taman edukasi. Bukan taman tempat bermaksiat diri,”tegasnya.
Sementara Wakil Bupati Bangkalan Mondir A Rofi’i memberikan tanggapan terkait beberapa tuntutan massa aksi. Salah satunya soal foto vulgar di taman paseban. Mondir mengaku sudah melakukan kordinasi dengan pihak pengelola taman. Selain Satpol-Pp, yang bertanggung juga Dinas Lingkungan Hidup. Tindakan itu cukup ironi.
“Maka dari itu sebagai langkah solutoifnya kami selaku pemerintah mohon bantuan masyrakata untuk memperbaiki bersama,”tandasnya.(AL)