Isu pemekaran Kabupaten Kepulauan Sumenep belakangan mencuat kembali ke permukaan dan digaungkan oleh sejumlah elit politik dijelang Pemilu Legislatif 14 Februari 2024 lalu.
Sederet tokoh berpengaruh dari Kepulauan sudah banyak berjuang untuk pemerataan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat semisal infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan transportasi darat-laut yang lebih memadai.
Pilkada sudah datang lagi, bicara kepulauan, jadi teringat banyak tokoh penting disana, salah satu tokoh kepulauan yang pernah mengguncang jagad Pilkada Sumenep beberapa waktu lalu adalah Azasi Hasan, yang pernah berpasangan dengan Nyai Eva (Dewi Khalifah) yang kini menjadi Wakil Bupati Achmad Fauzi.
Seperti kita ketahui, Kepulauan Sumenep memiliki banyak pulau dan kekayaan alam yang luar biasa. Seperti gadis desa yang cantik, tak jarang menjadi rebutan para politisi dan pengusaha.
Hingga tak heran, jika Bupati sebelumnya yakni KH Busyro Karim pada september 2016 pernah menyampaikan mimpi masyarakat kepulauan, termasuk yang tinggal di daerah pesisir memiliki pabrik yang bisa mengelola hasil laut, seperti ikan, rumput laut dan semacamnya.
“Ini adalah merupakan potensi Kabupaten Sumenep yang memiliki banyak kepulauan dan hamparan lautnya,” kata Bupati Busyro Karim dalam acara Dialog Ketahanan Nasional bersama Tim Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Rabu 31 Agustus 2016 sore dilansir dari laman resmi Pemkab setempat edisi 1 Sepetember 2016 silam. .
Bupati Busyro kala itu merespon keluhan masyarakat kepulauan terkait kendala yang dihadapi saat musim ikan, sehingga para pengusaha berpikir panjang untuk membuka usaha tersebut.
“Kemungkinan jika ada solusi dengan adanya kapal besar yang bisa langsung dikelola di kapal dari hasil tangkapan ikan nelayan, maupun bisa di ekspor keluar,” imbuh Busyro Karim.
Dalama acara tersebut, suami dari Nurfitriana itu juga sempat menyinggung soal kebijakan dana bagi hasil minyak bumi dan gas, yang diatur melalui Undang-Undang Nomor 21 diharapkan bisa ada revisi, karena tidak banyak “menoleh” kepada daerah sebagai penghasil, namun kepada penguasa dan pemerintah pusat.
Pihaknya juga mengakui, selama ini pihaknya juga belum memiliki data pembanding berapa hasil migas yang diperoleh dari perut Sumenep, sehingga yang diperoleh Kabupaten Sumenep dari dana bagi hasil migas hanya sedikit.
“Kembali ke Laptop”, membahas soal tokoh kepulauan, diharapkan tidak pernah menyerah untuk terus berjuang melalui Pilkada Sumenep. Banyak tokoh kepulauan selain Azasi Hasan yang diharapkan menjadi representasi masyarakat kepulauan, salah satunya Abd Azis Salim Syabibi.
Di gerbang Pilkada Sumenep 2024 ini Abd Azis Salim Syabibi telah mendaftar sebagai calon disejumlah parpol, salah satunya melalui Partai Demokrat. Azis, panggilan akrab Abd Azis Salim Syabibi memiliki pengalaman panjang dalam berorganisasi politik dan dunia pengusaha.
Yang paling menarik dari sosok Azis adalah kepeduliannya tentang Kepulauan tempatnya dilahrikan.
Pihaknya menilai, masih banyak masyarakat kepulauan yang belum menikmati kekayaan, seperti tidak adanya aliran listrik yang cukup dan sebagainya. Sumenep yang memiliki banyak pulau, yang ternyata tidak masuk sebagai zona pulau terluar, karena keberadaan Kabupaten Sumenep dilihat dari peta berada di tengah.
Hal inilah yang kemudian membuat Bupati Busyro Karim berharap kehadiran Tim Wantannas ke Kabupaten Sumenep pada tahun 2016 lalu, agar kepulauan mendapatkan perhatian khusus.
Jika sekelas Bupati Busyro yang bukan warga Kepulauan saja memiliki kepedulian , maka sangat wajar apabila Abd Azis Salim Syabibi memiliki perhatian lebih tentang masyarakatnya di Kepulauan Sumenep.
Azis siap berjuang mengantongi rekom parpol untuk bisa majud dalam Pilkada Sumenep 2024. Itu dilakukan, semata-mata untuk kemajuan Sumenep, terutama kepulauan.
Ketokohan Azis sudah tak diragukan lagi untuk level Pilkada Sumenep. Namun Azis tak bisa berjuang sendirian untuk memenangkan suara masyarakat di kepulauan. Banyak yang mengusulkan, Abd Azis Salim Syabibi bisa bergandeng dengan tokoh pesantren yang dimungkinkan maju, semisal KH. Ali Fikri Ketua DPC PPP Sumenep.
Dengan lobi-lobi politik para tokoh kepulauan dan daratan yang memiliki interaksi kuat, maka tidak mustahil akan melahirkan Paslon Ali Fikri – Azis Salim Syabibi yang mewakili kepulauan dan daratan.
Komunikasi tokoh kepulauan dan daratan menjadi keniscayaan untuk berjuang merealisasikan peluang paslon Ali Fikri-Asiz Salim Syabibi. Karena Pilkada merupakan ranah politik, yang oleh Oscar Ameringer (4 Agustus 1870 – 5 November 1943) adalah seorang editor, penulis, dan penyelenggara Sosialis Jerman -Amerika dari akhir tahun 1890-an mengatakan begini, “Politik adalah seni lembut untuk mendapatkan suara dari orang miskin dan dana kampanye dari orang kaya, dengan berjanji untuk melindungi satu sama lain.”. [*]