Seorang teman pemilik media saya tanya melalui pesan WhatsApp pribadinya, bagaimana persiapan pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumenep “disebelah sana”, kemudian dijawab teman saya, “ Lagi sibuk GBT Senior, Gerakan Bawah Tanah,” jawab teman saya singkat padat.
Kemudian saya balas lagi WA teman saya itu, “Sekarang jaman medsos, bukan lagi zaman batu,” yang dia balas dengan senyuman renyah sticker salah satu Ketum Parpol.
Sehabis berbalas pesan WA dengan teman saya yang satu ini, pikiran saya mulai kemana-mana, mencari korelasi “GBT” dengan teknologi politik digital dewasa ini, dimana media sosial (medsos) memiliki output yang berkembang sangat siginifikan, setidaknya akan memudahkan sekaligus menguatkan hubungan antara pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Sumenep dengan calon pemilihnya.
Banyak pakar meyakini perkembangan dunia mengalami perubahan dengan munculnya medsos, memengaruhi tindakan-tindakan ekspresi politik masyarakat Sumenep yang secara geografis tinggal di daerah kepulauan dan daratan.
Lalu pertanyaannya,apakah gerakan (politik) bawah tanah di era media sosial saat ini masih efektif dan masif dalam mengkomunikasikan visi-misi politik pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Sumenep dalam kontestasi Pilkada 2024 ini?
Dalam banyak literasi menyebutkan, dewasa ini “kehidupan” politik dipengaruhi oleh komunikasi digital, dimana komunikasi digital membentuk politik secara fundamental. Saya sepakat dengan tulisan Nafiza Suci Azzahri, Mahasiswa UGM yang dipublikasikan melalui website resmi setneg. Politik Digital: Keterlibatan Media Sosial dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Generasi Muda Pada Pesta Demokrasi 2024