Scroll untuk baca artikel
LABANG MESEM

Hilangnya Arca dan Penamaan Labang Mesem Keraton Sumenep

Avatar photo
422
×

Hilangnya Arca dan Penamaan Labang Mesem Keraton Sumenep

Sebarkan artikel ini

Maduraexpose.com— Sepintas mendengar nama Labang Mesem (pintu tersenyum) serasa aneh dan tidak masuk akal, namun itulah faktanya.

Labang Mesem merupakan nama lain dari pintu gerbang Keraton Sumenep yang letaknya di bagian utama pintu masuk Keraton Sumenep. Penamaan atau pemberian nama Labang Mesem kerap diperdebatkan oleh kalangan sejarawan dan budayawan.

Sebuah sumber menyebutkan, penamaan Labang Mesem ada yang menyebut hanyalah pemberian dari Panembahan Sumolo.

Hal itu berdasarkan keterangan dari seorang tokoh pengamat sejarah keraton Sumenep RP Mohammad Mangkuadiningrat saat berbincang dengan media setempat pada tanggal 20 Agustus 2015.

“Dari sekian versi tersebut, saya kira dasarnya kurang jelas. Terlihat sekadar perkiraan atau penafsiran individual,” ujarnya.

RP Mohammad Mangkuadiningrat , penamaan Labang Mesem untuk pintu gerbang Keraton Sumenep itu, tidak ada kaitannya dengan makna filosofis yang sering disebut –sebut oleh orang kebanyakan.

Dirinya berpandangan, Labang Mesem hanya sebuah nama saja, karena pada jaman dahulukala, terdapat sebuah arca berbentuk manusia sedang tersenyum, letaknya di sebelah timur pendapa Keraton Sumenep. Arca tersebut terlihat tepat lurus dari luar pintu gerbang keraton.

” Dulunya itu, kalau ada orang masuk melalui pintu gerbang (Labang Mesem), maka arca itu terlihat tengah tersenyum kepada siapa saja yang hendak masuk atau melalui pintu gerbang tersebut,” demikian pakar sejarah yang karib dipanggil Gus Mad atau Pak Mangku tersebut.

Putra Bungsu dari R. Ario Mangkuadiningrat ini menambahkan, keberadaan Arca dekat Labang Mesem itu sudah lama tidak terlihat lagi, dirinya tidak mengetahui siapa yang menyimpannya.

“Entah ada yang memindah atau ada yang mengambil, saya tidak tahu. Cuma dulu memang sejak saya kecil sering melihatnya jika ke keraton. Dan kisah tersebut memang saya dengar langsung dari sesepuh keraton sendiri,” imbuhnya.

Informasi yang dihimpun dari salah satu tokoh keturunan Keraton Sumenep, yakni R. Aj. Ratnadi membenarkan penuturan pakar sejarah RP Mohammad Mangkuadiningrat alias Gus Mad tersebut.

Tari muang sangkal khas Keraton Sumenep, Madura. [Foto: Ferry Arbania/Maduraexpose.com]

Menurutnya, apa yang dikatakan Gus Mad itu sesuai dengan yang diketahuinya dari sesepuhnya yang merupakan keluarga keraton.

“Saya juga mendengar langsung dari kakek saya yang dulu tinggal di keraton. Kalau sekrang jabatan kakek saya sebagai Sekda. Cuma kalau soal Arca itu (dulu) ada di dekat stupa atau lonceng,” jelasnya.

R. Aj. Ratnadi yang merupakan Cucu dari R. Ario Sasradingrat ini sangat berharap agar semua pihak bisa turut berperan dalam menjaga peninggalan-peninggalan sejarah. Demikian juga dengan ceceran sejarah bisa dipungut dan menjadi utuh kembali.

“Generasi muda harus tahu (peninggalan sejarah itu). Dan ini merupakan bagian dari upaya melestarikan nilai-nilai luhur budaya kita,” tutupnya kepada awak media. [Ferry Arbania]