Scroll untuk baca artikel
Expose UtamaRadar Pemkab

Helmi Art Museum, Ikhtiar Bupati Fauzi Melanjutkan ‘Rekomendasi’ UNESCO

Avatar photo
248
×

Helmi Art Museum, Ikhtiar Bupati Fauzi Melanjutkan ‘Rekomendasi’ UNESCO

Sebarkan artikel ini
Bupati Sumenep Achmad Fauzi,SH,MH dirankaian acara peresmian Helmi Art Museum di Kecamatan Bluto, Sumenep/ISTIMEWA.

Sumenep (Maduraexpose.com)– Hari itu suasana di Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi diliputi kemeriahan sekaligus suasana sacral karena tengah berlangsung kirab pengembalian pusaka keris Keraton Sumenep setelah dilakukan jamasan atau pembersihan. Tak tanggung-tanggung, acara itu juga dihadiri oleh Raden Ayu Yani Soekotjo Sekjen Forum Silaturrahmi Keraton se-Nusantara (FSKN).

Kala itu, Achmad Fauzi masih menjabat Wakil Bupati Sumenep mendampingi A.Busyro Karim. Prosesi jamasan dan kirab pengembalian keris pusaka keraton itu ditandai denga iringan musik Saronen. Acara itu berlangsung pada hari Senin 17 September 2018.

Entah sebuah kebetulan, pada Hari yang sama Senin 09 Mei 2022 Achmad Fauzi yang saat ini menjabat Bupati Sumenep meresmikan Helmi Art Museum yang diklaim sebagai museum keris pertama di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Obsesinya, Helmi Art Museum mampu mengulang kejayaan ratusan empu keris yang ditandai dengan berdirinya keraton Songenep dijaman tempo dulu. Sinergitas pemerintahan Achmad Fauzi menjadi jalan penentu untuk kelestarian warisan leluhur yang ditorehkan dalam Cipta adiluhung.

“Pemkab Sumenep sangat mengapresiasi pembangunan Helmi Art Museum. Sebagai museum keris pertama di daerah yang sangat kita cintai ini. Kita semua sepakat, bahwa untuk melestarikan warisan leluhur itu perlu kesadaran bersama, sinergitas yang konsisten antara pemerintah dengan semua lapisan masyarakat,” ungkap Achmad Fauzi,SH,MH Bupati Sumenep dalam wawancara khsusus dengan Tim Radarpemkab.com, Selasa 10 Mei 2022.

Hadirnya Helmi Art Museum tak sekadar menjadi kebanggan Bupati Fauzi, lebih dari itu diharapkan ada semangat baru bagi generasi mellineal dalam menggawangi peradaban, budaya local dan warisan leluhur.

“Pemkab sangat bangga dengan hadirnya museum keris ini. Harapan baru bagi generasi muda atau kaum melineal dalam menjaga dan melestarikan warisan para leluhur,” imbuhnya.

Pihaknya berharap, tekad bulat dalam menggawangi perekonomian Sumenep yang lebih baik, tak cukup hanya dibebankan kepada Pemerintah. Karena pemerintah tanpa peran aktif masyarakat, mustahil terbangun sinergitas yang diharapkan menjadi kekuatan baru dalam merespon setiap perubahan zaman.

“Melestarikan keris bagian dari upaya mempertahankan eskistensi kebudayaan lokal. Merawat tradisi leluhur yang baik akan melahirkan komitmen yang kuat. Kita tidak alergi terhadap modernitas saat ini. Sebaliknya, kita tengah mempersiapkan diri memperkenalkan seluruh potensi lokal kita hingga dunia internasional, salah satunya adalah keris,” imbuh Bupati Fauzi dengan tatapan serius.

Bupati Fauzi menegaskan, dalam upaya melestarikan kejayaan keris Sumenep, bukan hanya isapan jempol belaka. Keseriusan pemkab telah dilakukan sejak beberapa tahun silam, hingga akhirnya diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan dunia,PBB , Bahwa Sumenep sebagai daerah yang memiliki empu keris terbanyak di dunia yang jumlahnya mencapai 650 pengrajin.

“Bahkan tahun 2018, Pemkab telah menetapkan Desa Aeng Tong-tong sebagai desa keris dan desa yang memiliki pengrajin keris terbanyak. Termasuk melaksanakan jamasan pusaka keraton serta menggelar pameran keris nusantara pada tahun 2019 lalu,” imbuh politisi muda yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini.

Begitu juga dengan diresmikannya Helmi Art Museum oleh Bupati Achmad Fauzi, diharapkan menjadi babak baru dalam meningkatkan pereskonomian masyarakat Sumenep.

“Bukan sekedar gunting pipa. Mari kita ikhtiar bersama sekuat tenaga, mari jadikan muesum keris ini sebagai momentum mengembalikan kejayaan warisan luhur pada pendahulu kita,” tutup Achmad Fauzi. [Ferry Arbania]