Belakangan ini, muncul panggilan baru untuk Bupati Sumenep. Bupati Tong-Tong, adalah panggilan baru yang dimunculkan untuk memangggil Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo.
Mungkin saja, oleh pencetusnya, panggilan itu merupakan luapan ekspresi ketidakpuasaan terhadap Bupati. Atau bahkan, panggilan itu dimaksudkan untuk melemahkan branding ketokohan Bupati menjelang Pilkada 2024 ini. Bisa jadi juga, panggilan itu dimunculkan agar pencetusnya bisa viral dan lebih terkenal, hingga mengalahkan ketenaran Bupati. Semua spekulasi bisa benar.
Tetapi, tidaklah demikian. Ada hikmah besar di balik itu. Karena panggilan itu sebenarnya, menjadi energi branding baru bagi eksistensi kepemimpinan Bupati Fauzi. Bisa jadi, panggilan ini akan menjadi jalan untuk menguatkan “mahabbah” sosial Bupati.
Bupati Fauzi akan lebih dikenal, lebih mashur, bahkan akan lebih medapatkan respon positif dari kalangan pelaku seni Tong-Tong dan masyarakat pecinta musik lokal ini. Tambah kuat, posisi politik Bupati Fauzi.
Tong-Tong adalah salah satu kesenian yang menjadi daya tarik masyarakat. Kesenian ini telah mampu memberikan ekspektasi baru dalam geliat kebudayaan, khususnya di Madura.
Setiap even yang memberikan ruang musik Tong-Tong tampil, saat itu pula masyarakat menyambuntnya dengan riang gembira. Masyarakat merasa terhibur. Masyarakat menikmati penampilan musik TongTong itu. Masyarakat tersenyum.
Bahkan, ekonomi juga tersenyum bahagia.
Para pelaku UMKM menjadi bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan musik Tong-Tong yang ditampilkan. Ekonomi rakyat kecil juga tersenyum.
Mereka bahagia karena mesin ekonomi mereka juga berputar seirama dengan dentuman musik Tong-Tong yang indah dan menarik. Musik Tong-Tong digelar : semua bahagia. Saya bahagia, Anda bahagia, dan mereka juga bahagia. Ini terjadi karena ada yang menggerakkan. Siapa pengeraknya?Tentu saja jawabannya : “Bupati Tong-Tong”.
Panggilan Bupati Tong-Tong untuk Bupati Akhmad Fauzi Wongsojudo, berangkat dari fakta tentang komitmen Pak Fauzi dalam menggerakkan dunia kesenian dan eknomi masyarakat bawah.
Pelaku seni musik Tong-Tong diberi ruang dan penghargaan untuk terus berkembang, memperkuat eksistensinya di tengah-tengah kebudayaan Madura. Sementara pelaku ekonomi menengah juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan memanen keuntungan. Indah sekali. Sangat luhur. Sangat bermanfaat. Akhirnya, semuanya bisa berlanjut.
Setidaknya, begitulah makna ideal di balik panggilan “Bupati Tong-Tong” itu. Sadar atau tidak, panggilan baru untuk Bupati Fauzi itu, menjadi legitimasi sosial tentang peran dan kiprah Bupati Fauzi dalam menggerakkan dua unsur sosial yang sangat penting dalam sekali dayung : seni-budaya dan ekonomi menengah.
Maka, pelaksanaan even-event musik Tong-Tong, menjadi sangat menarik untuk dilaksanakan, selain untuk menghibur rakyat agar rakyat bahagia dalam berkesenian, yang jauh lebih penting adalah menggerakkan roda ekonomi rakyat bawah. Saat rda ekonomi rakyat bawah berputar, saat itulah Bupati sedang memainkan perannya sebagai seorang pemimpin.
Bupati Tong-Tong itu, bukan hanya soal panggilan ternyata. Melainkan soal legitimasi kepemimpinan yang sedang bergerak. Pencetus panggilan Bupati Tong-Tong, mungkin saja hanya sekedar iseng memunculkan panggilan itu. Tetapi, karena panggilan itu, kita semakin diberikan “pemahaman” yang utuh tentang sebuah panggilan. Sebab, panggilan Bupati Tong-Tong memberikan petunjuk tentang arah kepemimpinan Bupati Fauzi dalam menghidupkan dan menggerakkan kesenian agar lebih hidup, berkembang, bahkan lebih maju.
Akhirnya, Bupati itu pemimpin bagi semuanya. Pemimpin untuk seluruh lapisan sosial masyarakat Sumenep. Masyarakat itu beragam, tidak hanya satu warna, tidak hanya satu pikiran, bahkan tidak hanya satu orientasi. Masyarakat itu banyak warna.
Bupati adalah bapak dari semua warna itu. Seni musik Tong-Tong yang sedang digeliatkan oleh Bupati, adalah salah satu warna dari masyarakat Sumenep, dan Bupati telah memastikan bahwa pelaku seni Tong-Tong juga butuh apresiasi dari pemerintah.
Maka, dengan panggilan Bupati Tong-Tong yang telah viral tersebut, di sisi lain yang lain, telah menjadi jalan bagi pelaku seni Tong-Tong sendiri dan segenap masyarakat pecinta musik Tong-Tong untuk memastikan komitmen dukungan segala upaya yan dilakukan Bupati demi keberlangsungan dan keberlanjutan seni musik Tong-Tong di masa-masa yang akan datang. Begitulah sekilas pandangan tentang Pak Bupati Tong-Tong itu. Selanjutnya, terserah Anda!