Scroll untuk baca artikel
RANAH PESANTREN

Waritskan Peradaban Pesantren, Romo Yai Sahli Luncurkan Dua Buku Karya Sastranya

Avatar photo
819
×

Waritskan Peradaban Pesantren, Romo Yai Sahli Luncurkan Dua Buku Karya Sastranya

Sebarkan artikel ini

Sumenep, Maduraexpose.com- Eyang Romo Sahli sepertinya tidak pernah lelah dalam berkarya, kali ini beliau luncurkan dua buku karyanya di hadapan Punggawa Sanggar Gema dan Sanggar Semar Raudlatul Iman dengan tajuk : Membuka Jendela Literasi, Gairahkan Peradaban Bumi

Acara yang digelar di An-Najmah Sentral Auditorium (ASA) Pon-Pes Raudlatul Iman, Ahad (24/5/2024) sekaligus bersamaan dengan program Desiminasi Denyut Nadi dari kedua sanggar tersebut. Sebagai tanda peluncuran buku, beliau berkenan membacakan puisinya berjudul “Karena Engkau Terlalu Berarti Bagiku” dan diikuti oleh Bhuju’ Gema, Nadayana Riziyah Puteri yang membaca puisi “Cintaku Belum Mati”

Menurut beliau, peradaban akan terus hidup dan maju, apabila masyarakat pada suatu daerah sangat peduli pada masalah literasi.

“Ya literasi itu menyangkut keluasan wawasan yang dapat mempengaruhi pola pikir, pola hidup masyarakat pada suatu komunitas. Kemajuan suatu masyarakat berbanding lurus dengan tingkat literasi mereka. Semakin kuat literasinya, maka semakin maju pula masyarakatnya” tuturnya

Lebih lanjut, Kiai muda yang tetap istiqomah berjuang lewat jalur pendidikan dan sanggar sastra yang binanya kurang lebih 30 tahun itu menambahkan, bahwa pesantren memiliki kekhasan corak peradaban tersendiri.

“Pesantren itu memiliki keunikan peradaban dibandingkan dengan lembaga lainnya. Keunikan dimaksud adalah terletak pada ruh perjuangan dan karya dihasilkan, yakni corak keislaman dan spirit kearifan lokal. Ulama dahulu sampai sekarang, mampu mempertahankan tradisi keikhlasan dalam berjuang dan kitab atau buku yang dihasilkan memunculkan denyut nadi ketuhanan. Saya menulis puisi juga adalah bagian dari perjuangan mewaritskan peradaban pesantren” imbuhnya.

Semoga kegigihan Yai Sahli dalam mengawal literasi dapat memberikan inspirasi bagi yang lain untuk mengikuti jejaknya dan mampu mengimplementasikan degup jantung pesan-pesannya, sehingga peradaban di bumi ini terus bergairah dengan tidak lepas dari sumber aslinya. (Red)