#Annisa Febrina, Siswi SMA Negeri 2 Sumenep ikut prihatin kasus Toni, pelajar yang di goreng tangannya oleh pelaku. [Foto:Ferry Arbania/Madura Expose Network]
Sumenep (Madura Expose)— Kasus penganiayaan sadis yang menimpa alias hmad Fahrul Futoni alias Toni (16), siswa kelas 2 IPA-4 mengundang keprihatinan dikalangan siswa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Mereka meminta pihak Polres Sumenep segera menangkap semua pelaku dan memberi hukuman yang setimpal.
“Kami prihatin terhadap penyiksaan yang menimpa Toni itu. Kami berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya”, ujar Annisa Febrina (16) salah satu siswi SMA Negeri 2 Sumenep saat berbincang di salah satu mini cafe di kawasan kota Sumenep, Sabtu (23/1/2016).
Seperti dikisahkan kuasa hukum Toni sebelumnya, kasus penyiksaan terhadap kliennya itu bermula saat Toni boncengan bersama temannya hendak kerumah temannya di Lenteng bersama Dimas.Ditengah perjalanan, Toni mengingatkan Dimas jika HP nya hendak jatuh.
Dimas meminta tolong Toni supaya HP nya dipegang korban. Sepulang dari rumah temannya di Lenteng, diduga ada rintangan mendadak, tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai Toni bersama temannya mengalami kecelakaan hingga membuat korban jatuh pingsan.
“Beberapa saat Toni siuman, ada seseorang yang mengatarkan handphone milik Toni. Dengan nada halus klien saya menanyakan kepada orang-orang yang menolongnya barangkali melihat HP lainnya yang ternyata milik Dimas. Dengan dibantu masyarakat, Toni mencari kesana kemari HP milik Dimas yang dititipkan saat hendak ke Lenteng itu tapi tidak juga ditemukan”, ujar Supyadi pengacara Toni menambahkan.
“Sebelum penyiksaan sadis menimpa Toni, klien saya di telpon Dimas yang kehilangan HP. Waktu itu hari Minggu sekitar pukul 10 pagi. Korban awalnya bilang tidak bisa karena tidak ada speda motor yang nganterin. Akhirnya janjian ketemu sore dirumah Dimas”, lanjutnya.
Masih menurut Supyadi, saat dirumah Dimas, kehadiran Toni bersama temannya itu langsung disambut RD, ayah Dimas . Si RD ini, lanjut Supyadi, langsung memaksa korban supaya mengakui telah mencuri HP anaknya si Dimas. Karena Toni merasa tidak mencuri, korban tetap saja tidak mahu mengaku.
“Ayahnya dimas kemudian menelpon seorang perempuan yang diduga seorang dukun berinisial YL. Tak lama kemudian sidukun itu datang kerumah Dimas. Dia juga mendesak Toni supaya ngaku mencuri HP nya Dimas. Hingga akhirnya, muncul seorang pria yang mengaku embahnya Dimas yang bukannya menengahi, justru orang inilah yang menggoreng tangan kanan korban dengan menggunakan minyak goreng di dapur Dimas”, pungkasnya.
[J88/Fer]