Anggota Komisi III DPR RI, Andika Hazrumy meminta kepada pondok pesantren yang ada di Banten untuk mewaspadai masuknya narkoba ke dalam lingkungan pondok pesantren.
“Saya meminta kepada pimpinan pesantren yang ada di Banten untuk terus melakukan pengawasan terhadap masuknya narkoba ke pesantren-pesantren. Pimpinan Pondok Pesantren juga diminta untuk memantau para santrinya, jangan sampai pondok pesantren yang merupakan tempat menuntut ilmu dunia dan akhirat dimasuki narkoba,” kata Andika di Jakarta, Jumat (18/03/2016).
Terkait dengan itu, dirinya telah membentuk forum yang concern untuk pemantau bahaya narkoba di Banten. Baginya, bahaya narkoba merusak generasi muda.
“Saya akan meminta izin kerjasama dengan BNN Provinsi Banten untuk ikut melakukan pemantauan terhadap narkoba. Tim Pemantau Narkoba akan bersinergi dengan BNN Provinsi,” kata Andika.
Selain ikut memantau adanya narkoba di Banten, Tim ini juga akan melakukan seminar dan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat akan bahaya narkoba.
“Tim Pemantau akan melakukan sosialisasi bahaya narkoba ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, karang taruna, kelompok masyarakat lainnya,” kata politisi Partai Golkar itu.
Organisasi Islam tertua di Banten, Mathla’ul Anwar (MA), mengaku siap melakukan pencegahan masuknya narkoba ke lingkup pondok pesantren (ponpes).
“Mathla’ul Anwar siap bekerjasama dengan BNN untuk memerangi bahaya narkoba ini dengan memberikan penyuluhan, konsultasi bahkan sebagai tempat rehabilitasi,” kata ketua Pengurus Besar (PB) MA, Mohamad Zen.
Dirinya pun mengindikasikan bahwa narkoba sudah mulai merambah ke dunia Pondok Pesantren dengan segala tipu daya para bandarnya.
“Jika Bupati dan anak mantan Wapres saja sudah terlibat narkoba, bagaimana rakyat lainnya,” terangnya.
Zen pun memprediksi kuatnya jaringan narkoba internasional dan nasional, memiliki omset ratusan miliyar. Dengan dana tersebutlah, para gembong narkoba melakukan operasinya.
“Negara kita sudah darurat narkoba. Negara kita harus segera diselamatkan,” tegasnya.