Maduraexpose.com, Surabaya- Front Pembela Migas Madura (FPMM) menuntut perusahaan migas yang beroperasi di tanah Madura untuk mengumumkan secara transparan mengenai dana partipating interest (PI), Dana Bagi Hasil (DBH) maupun Corporate Social Responsibility (CSR) migas, terutama di Kabupaten Sumenep dan Sampang, Madura, Jawa Timur.
“Sudah saatnya pihak perusahaan migas melakukan transparansi soal penghasilan migas maupun berapa barrel perharinya yang dikeruk dari bumi Madura. Masyarakat perlu tahu soal berapa besar DBH, PI maupun CSR nya”, terang Tedy Muhtady, Fungsionaris dari FPMM kepada Maduraexpose.com, Kamis 5 Nopember 2015.
Sementara Syamsul Arifin, anggota Komisi II DPRD Sampang, Madura kepada awak media mengatakan, dana CSR migas di kota Bahari tersebut, tahun ini mencapai Rp 2 miliar yang bersumber dari hasil eksploitasi migas di Bukit Tua.
“Sayangnya dana CSR migas dari PT Petronas belum bisa dinikmati sekarang”, ujarnya kepada awak media.
Pihaknya berharap agar perusahaan migas di Madura lebih memaksimalkan pengelolaan CSR migas Sampang menyusul belum jelasnya dana PI hingga saat ini.
“Informasinya, dana PI Petronas masih pembahasan di pusat. Belum ada kejelasan dan tanpa disadari kita hanya jadi penonton”, imbuhnya menadaskan.
Syamsul melihat, perhatian dari perusahaan migas terhadap penerima dampak eksploitasi masih perlu dimaksimalkan.
“Perusahaan migas perlu melakukan penambahan CSR kesejumlah desa lainnya yang terkena dampak. Itu penting agar tidak menimbulkan kecemburuan dikalangan masyarakat Sampang”, imbuhnya mengingtakan.
Selain menyoroti pihak perusahaan migas yang beroperasi di wilayah Sampang, Syamsul juga meminta pihak Pemkab setempat untuk melakukan pengawasan ekstra terhadap seluruh aktivitas perusahaan migas di wilayahnya.
Terutama ekploitasi migas di Bukit Tua yang mampu menghasilkan hidrokarbon dengan kapasitas 20 ribu barrel minya perharinya.
Perusahaan migas Petronas beroperasi di Kabupaten Sampang sejak 17 Mei 2015. Sekedar Untuk diingat, tahun 2013 lalu, Petronas Carigali Sdn Bhd, yang merupakan perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah asal Malaysia, masuk dalam jajaran 25 perusahaan minyak terbesar di dunia yang dirilisForbes, dengan tingkat produksi 1,2 juta barel per hari (bph).
(rni/fer)