Kepala Dinas Pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT) Sinun Petrus Manuk mengatakan kualitas pendidikan di NTT telah memasuki zona merah. Karena minimnya alokasi anggaran dan hasil Ujian nasional.
“Kondisi pendidikan NTT bukan hanya dana yang alokasinya rendah, namun kualitas pendidilan yang diperoleh juga masuk dalam zona merah,” kata Petrus Manuk saat kegiatan refitalisasi gong belajar di Bajawa, Ngada, Selasa lalu.
Menurut dia, alokasi anggaran yang dikeluarkan Pemerintah pusat bagi NTT sangat memprihatinkan. Sesuai data Biro PKLN Kemendikbud RI NTT berada di urutan 32 dari 34 Propinsi yang ada di Indonesia. “Kebutuhannya hanya 1,56 persen atau setara dengan Rp 36.700 per siswa per tahun,” tambah Petrus.
Kajian tentang hasil ujian nasional untuk jenjang SMP/MTs juga masih rendah yakni berada pada urutan 31 dari 34 provinsi, jenjang SMA/MA berada pada urutan 34 dan jenjang SMK pada urutan 26.
Kondisi ini, kata Petrus, tentu membutuhkan peran dari semua stekholder pendidikan baik pemerintah, sekolah, orang tua. Menyadari kondisi pendidikan yang sangat memprihatinkan ini, maka muncullah gerakan Refitalisasi Gong Belajar.
Untuk menjawab gerakan gong belajar itu, lanjut Petrus, dinas PPO Provinsi mengirimkan 40 guru pengelola Laboratorium Sains dan bahasa, 110 guru SMA/SMK dan SMP mengikuti bimbingan Teknis Pengbangan Kurikulum. “Guru-guru diberikan bimtek dan pelatihan untuk wujudkan gong belajar ini,” pungkas Petrus kepada beberapa wartawan.
(boston/lena/IfjCom)