Sumenep, MaduraExpose.com – Aksi unjuk rasa yang diarahkan ke PT Sumekar yang menaungi Kapal Motor (KM) Dharma Bahari Sumekar pada Senin (30/3) dikawal oleh puluhan aktivis Mahasiswa kepulauan, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Salah satu kelompok mahasiswa tersebut berasal dari Pulau Kangean itu sengaja berunjuk rasa mendampingi keluarga Khairul, korban hilang saat berlayar menggunakan KM DBS I beberapa hari lalu. Demonstran sengaja membawa poster berisi kecaman terhadap pihak Pemkab dan pengelola kapal agar bertanggung jawab karena dianggap lalai dalam memberikan keamanan bagi penumpangnya.
Demonstran menyebut korban jatuh, dan bukan melompat seperti yang dikabarkan oleh pihak kapal beberapa waktu lalu. Kapal Motor DBS I sendiri merupakan sarana transportasi milik pemerintah daerah yang dioperasionalkan melayani penumpang trayek kepulauan, termasuk jurusan Pulau Kangean – Kalianget Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Misteri hilangnya Khairul dari Kapal Motor DBS I membuat keluarga korban histeris dan sempat jatuh pingsan saat hendak menemui bupati Sumenep untuk akhirnya dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Pihak keluarga korban menolak dengan keras dan menyangkal jika korban bunuh diri dengan cara melompat dari lambung kapal DBS I. Mereka meneyebutnya ada semacam ‘rekayasa’ yang dibangun melalui isu publik, hingga memberi kesan korban stres lalu menjeburkan diri kedalam laut.
“Adik saya itu terjatuh kedalam laut karena kelalaian pihak kapal (DBS I), bukan karena bunuh diri. Kami meminta pihak kapal dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas insiden ini”, teriak Ida, kakak korban di depan Kantor Pemkab Sumenep, Senin.
Tak hanya Ida, Rahman, kerabat dekat korban juga menepis beredarnya sejumlah pemberitaan yang terkesan memojokkan keluarga korban. Dirinya meminta awak media tidak ikut-ikutan melakukan konspirasi dengan menyebar berita bohong apalagi persoalan tersebut menyangkut nyawa manusia.
“Informasi yang menyebutkan korban bunuh diri itu hanya alibi pihak kapal untuk menutupi kesalahannya dari kasus tersebut. Fakta yang ditelusuri oleh pihak keluarga korban maupun tokoh masyarakat, yang benar itu korban jatuh karena jumlah penumpang over kapasitas”, ungkap Rahman kepada MaduraExpose.com.
Kelebihan penumpang sangat mungkin terjadi disetiap pelayaran DBS I karena selain mengangkut penumpang juga disesaki dengan muatan barang dengan jumlah berjibun.
“Kalau sudah over kapasitas begitu, otomatis keselamatan penumpang tidak lagi diperhatikan. Bahkan saya dapat informasi dari beberapa rekan yang melakukan investigasi, perangkat radio yang ada di kapal DBS I diduga tidak berfungsi karena dibiarkan mati”, terangnya.
Ditempat terpisah, Rasul Junaidi, Direktur PT Sumekar melalui Budiono, Wakil Direktur perusahaan yang menaungi Kapal Motor DBS I melalui telpon genggamnya kepada MaduraExpose.com membenarkan insiden hilangnya Khairul saat ikut kapalnya. Pihaknya beralibi sudah melakukan pencarian selama satu jam atas hilangnya korban.
“Karena tidak ketemu kapal kami melanjutkan pelayaran. Tapi kami sudah melapor ke pihak Syahbandar dan pusat, Kementrian Perhubungan Laut”, tukasnya.
Seperti diberitakan MaduraExpose.com sebelumnya, pada Senin (16/3/2015) malam, seorang penumpang KM DBS I dikabarkan jatuh ke laut saat mengikuti pelayaran kapal milik PT Sumekar dengan trayek Pelabuhan Batu Guluk, Pulau Kangean, tepatnya kurang lebih 3 jam setelah bertolak dari pelabuhan Batu Guluk menuju pelabuhan Kalianget.
Korban yang sudah beristri dan memiliki anak tersebut diketahui bernama Hairul, tinggal di Desa Duko, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.
(M2D/FER)