MaduraExpose.com- Puluhan mahasiswa yang tergabung badan ekskutif mahasiswa (BEM) sumenep berunjuk rasa ke SPBU desa kolor kecamatan kota Sumenep menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Mereka menilai pemerintah telah menyengsarakan rakyat. Selain berorasi, mahasiswa juga melakukan solat ghaib dan doa bersama menandakan matinya pemerintahan Jokowi-Jk.
Dalam aksi penolakan kenaikan BBM ini, mahasiswa memblokade jalan provinsi di depan SPBU Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep. Demonstran juga membentangkan poster kecaman yang berisi yel-yel “ presiden Jokowi iblis” karena telah mengeluarkan kebijakan yang salah dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Menurut mahasiswa kebijakan presiden Jokowi-Jk tidak memihak kepada rakyat. Berulangkali pemerintahan ini menaikkan harga BBM tanpa alasan yang jelas dan secara tiba-tiba. Sesuai perubahan kenaikan, harga BBM saat ini dinaikkan lagi sebesar Rp 500 untuk jenis premium 7.400 perliter, sedangkan solar 6.900 perliter dan pertamax Rp 8.600 perliter.
Mahasiswa mengutuk presiden jokowi-jk agar turun dari jabatannya, karena tidak sukses menjadi pemimpin, kebijakannya justru semakin memperbanyak kemiskinan di tanah air. Mahasiswa mengaku kecewa lalu melakukan aksi sholat ghaib dan doa bersama di depan SPBU menganggap pemerintahan Jokowi-Jk telah mati.
Mahasiswa mengancam terus melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah, yang tidak peduli terhadap nasib rakyat, apalagi konpensasi BBM sejauh ini, lanjut mahasiswa, dinilai tidak jelas dan hanya dinikmati para koruptor dan kepentingan penguasa serta pihak asing.
(M2D/FER)