MADURA EXPOSE—Hari itu, Rabu 12 Maret 2014 di Ruang Pertemuan VIP Rumah Dinas Bupati, sejumlah orang penting duduk bareng dalam sebuah perjanjian kerjasama antara pihak Pemerintah Daerah dengan PT. PT Mitra Abadi Jaya Engineering, Sidoarjo, Jawa Timur sebagai investor atau pengembang yang berkomitmen melanjutkan pembangunan proyek pasar Anom Baru Sumenep.
Bupati Sumenep A.Busyro Karim dalam sambutannya ketika itu berharap, agar pembangunan proyek pasar dikerjakan sesuai aturan yang tertuang dalam RAP dan sebagainya agar tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari.
Pihaknya juga meminta semua pihak, terutama masyarakat supaya ikut mendukung pembangunan Pasar Anom yang di mulai pada tanggal 23 Maret 2014 dan bisa selesai antara bulan Oktober- November 2014. Mengingat Pengerjaan proyek sebelumnya bermasalah, penggarapannya dimulai dari awal lagi.
Sesuai target penyelesaian yang disepakati dari awal, pengerjaan proyek pasar anom baru akan selesai antara Oktober-November 2014. Namun fakta yang berkembang dilapangan, proyek tersebut tak juga selesai dibulan yang sudah ditargetkan sebelumnya.
Molornya penyelesaian proyek ini mendapat reaksi keras dari kalangan pedagang yang kiosnya terbakar pada tahun 2007. Bahkan menjadi perbincangan seru dimedia sosial facebook waktu itu. Berdasarkan hasil penelusuran Madura Expose, ada beberapa akun yang secara terang-terangan menyindir.
Adalah pemilik akun dengan nama Paguyuban Pedagang Pasar Anom Baru Sumenep menuliskan sindiran pedas tersebut yang ditulis pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 20:52 melalui dinding facebooknya, berikut dilansir Madura Expose:
“Sekarang sdh di lelang ulang dan pembangunannya ditangani investor ( tidak dengan dana apbd) dari Surabaya PT Mage begitu abah abubakar, yang janjinya tuntas bulan november ini. tetapi sampai sekarang belum ada aktivitas apapun, sementara pemkab juga tidak berani bertindak tegas pada investor yang kenyataanya juga tidak mampu mewujudkan janjinya”, tulis pemiliki akun dengan nama Paguyuban Pedagang Pasar Anom Baru Sumenep pada tanggal 11 Oktober 2014 silam.
Status facebook Paguyuban Pedagang Pasar Anom Baru Sumenep ini rupanya menarik perhatian para pengguna medsos lainnya. Bahkan seorang pemilik akun facebook dengan nama Abubakar Bahrisy mencemooh dengan sindiran tak kalah pedasnya.
“Kasus pasar anom emang ud diniatin mw dirampok dari awal mulai dr perencanaan teknis anggaranx ud di mark up hanya unt menyenangkan penguasa namun akhirx mencuat ke permukaan krn para pihak ad yg ingkar janji shg buyarlah semua kmitmen yg ada,” celetuk pemilik akun Abubakar Bahrisy mengomentari status di facebook tersebut. (Komentar tertulis dilama facebook tertangal 9 Oktober 2014, pukul 22:51)
Tak puas dengan komentarnya diatas, Abu Bakar Bahrisy menambahkan lagi komentarnya secara lebih rinci:
“Pastix spt itu masak pasar dg 2 lantai pancangx 12 mtr dg jumlah ratusan titik ? Dilaksanakan cuma 6 m dlm pelaksanaan aman krn ud pd main mata dan terjadi kesepatan2 namun akhirx buyar setelah pihak kntraktor balelo ke knsultan pengawasx akhirx ramailah masalahx dan banyak makan korban. Proyek ini berawal di era pemerintahan k ramdhan siradj (perencanaan dan lelang) sedang pelaksanaan di era pemerintahan kh Abuya Busyro Karim dan berakhir kacau balau krn ditemukan pelaksanaan yg tdk sesuai Rks dan tdk dpt dipertanggung jawabkan secara teknis,” tulis Abubakar Bahrisy menambahkan komentarnya.
Sementara Ainur Rahman, Ketua Forum Komunikasi Pemuda Sumenep (FKPS) dihubungi melalui telpon genggamnya, mengaku belum menyerah untuk terus mengawal persoalan proyek Pasar Anom baru Sumenep yang pengerjaannya berkali-kali molor.
“FKPS juga berencana menyeret kisruh Proyek Pasar Anom Baru Sumenep ini keranah hukum. Saat ini kami masih mengumpulkan alat bukti dan informasi tambahan sebelum mengambil sikap. Nanti kita ungkap semuanya,”ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Sumenep, Herman Dali Kusuma tidak menampik jika molornya penyelesaian proyek itu karena PT yang mengerjakan tidak punya uang.
Dengan demikian, teka teki molornya pengerjaan Proyek Pasar Anom Baru Sumenep kini mulai terkuak setelah adanya pengakuan dari Direktur PT.Trisna Karya (Sub Kontrak) yang mengerjakan proyek pasar tak bisa berbuat banyak dalam melanjutkan pengerjaan proyek karena uang proyek belum dibayar sebesar Rp 9 Miliar lebih.
” Nggak ada uang itu PT nya”, kata Herman Dali Kusuma sambil mondar mandir diruang kerjanya.
Sementara pihak-pihak terkait yang diyakini lebih memahami persoalan ini, baik Imam Sukandi, Kabid Pendapatan DPPKA dan Direktur Bank BPRS Bhakti Sumekar, Novi Sujatmiko mulai irit bicara terkait persoalan tersebut.
Beruntung pada Kamis pagi kemarin, tim investigasi Madura Expose berhasil menemui Herman Dali Kusuma, Ketua DPRD Sumenep diruang kerjanya. Politisi PKB dari Kecamatan Talango ini mengaku jika tersendat-sendatnya pengerjaan proyek Pasar Anom karena pihak investor tidak punya uang. [ASM/TSS/FER]