[vc_row][vc_column][vc_column_text]MADURAEXPOSE.COM, SUMENEP– Saat itu, tahun 2015 menjelang Pilkada Sumenep, Achmad Fauzi memiliki perhatian khusus terhadap bakat dan talenta kawula muda.
Bahkan, saat itu Achmad Fauzi menyumbangkan uang pribadinya hampir sepuluh juta untuk event anak muda.
Salah satu even yang digelar saat itu berupa Bupati (Sumenep) CUP 2015.
Dimana saat itu, Achmad Fauzi masih sebagai Bakal Calon Wakil Bupati mendampingi A.Busyro Karim untuk priode 2015-2020.
Even Bupati Cup 2015 Bola Tangkap diselenggarakan di Desa Lenteng Barat, Kecamatan
Lenteng. Sebagai bentuk apresiasi kepada lomba salah satu warisan
nenek moyang masyarakat setempat itu, ia memberi bantuan uang
sebesar Rp. 7,5 juta.
Lomba bola tangkap itu sudah dilaksanakan sejak sekitar satu bulan
lalu. Kemarin merupakan penentuan siapa saja yang akan menjadi juara
dalam even tersebut. Dalam kesempatan kemarin, Fauzi beserta
rombongan tiba di lokasi perlombaan sekiatar pukul 09.30 WIB. Saat itu,
babak final lomba bola tangkap masih berlangsung. Sehingga ia bisa
menyimaknya.
Fauzi mengatakan, bola tangkap merupakan salah satu warisan nenek
moyang masyarakat Sumenep, khususnya di daerah Lenteng. Oleh
sebab itu, sebagai warisan eksistensi olahraga bola tangkap itu harus
dirawat agar tidak sampai hilang tergantikan. “Karena yang namanya
warisan itu adalah kekayaan yang tak ternilai,” ungkapnya kemarin.
Dikatakan oleh keponaan MH. Said Abdullah itu, dilombakannya
olahraga bola tangkap itu merupakan hal positif. Pasalnya, de-ngan
adanya perlombaan tersebut masyarakat bisa menyambung tali
silaturrhim dan merajut persaudaraan. Bukan hanya masyarakat dalam
satu desa, melainkan antar desa, kecamatan, bahkan se kabupaten.
Namun demikian, salah seorang kader PDI-P itu berharap dalam
perlombaan tersebut harus tetap menjunjung tinggi sportifitas. Karena
tanpa adanya sportifitas, menurut dia perlombaan apapun tidak akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Justru sebaliknya, pertikaian dan
perpecahan.
Ia menambahkan, dalam perlombaan kalah dan menang merupakan
keniscayaan. Karena itu, siapapun pemenangnya tidak perlu merasa
sombong. Begitu sebaliknya, yang kalah tak harus merasa rendah diri.
Karena sambung Fauzi, kekalahan hari ini bukan akhir dari segalanya,
masih ada kesempatan untuk menjadi pemenang di lain waktu. “Yang
terpenting sportifitas harus dijunjung tinggi,” tegasnya.
Pantauan di lokasi, kemarin Fauzi juga menyumbang uang tunai Rp. 7,5
juta kepada panitia pelaksana sebagai bentuk apresiasi kepada
masyarakat secara umum, khususnya peserta lomba bola tangkap.
“Harapan saya, meski tak seberapa, semoga bisa menambah semangat
dan kekompakan masyarakat, khususnya peserta lomba,” pungkasnya. [kom]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]