MADURAEXPOSE.COM–Keranda Mayat mengawali aksi Rakyat Menggugat ( RAME) yang dilakukan oleh Komunitas Muda Peduli Reformasi (KMPI), dengan tema “Hentikan Pemborosan Anggaran,yang hanya dinikmati Kelompok Birokrasi” Pamekasan. Rabu (22/03/17)
Aksi tersebut start dari Monumen Arek lancor menuju kantor Bupati Pamekasan yang diikuti oleh Puluhan Mahasiswa dan Masyarakat Kabupaten Pamekasan,Guna mempertanyakan pengalokasian anggaran yang diduga “Pemborosan” terhadap anggaran pemerintah,untuk teralisasinya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999,tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme.
Sampai saat ini KMPI menilai APBD belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat melainkan hanya dinikmati kelompok elite birokrasi, hal tersebut cenderung abai terhadap kepentingan Public dan terkesan boros,karna anggaran operasional yang notabeinnya melebihi anggaran terhadap bantuan sosial. Seperti halnya : Penyediaan Makanan dan minuman yang kurang lebih 940.000.000, Pembuatan Buku selayang pandang Pemkab Pamekasan kurang lebih 460.000.000 dan banyak lagi anggaran besar lainnya.
Adapun desakan KMPI terhadap Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan untuk, segera mengevaluasi dan menghentikan pemborosan anggaran dilingkungan skretariat daerah kabupaten Pamekasan, tahun 2017 dan seterusnya, Bupati dan wakil Bupati Pamekasan juga harus pro aktive dan tanggap terhadap masalah sosial masyarakat sehingga Bupati Dan wakil Bupati tidak terkesan menunggu masalah tapi sedapat mungkin menjadi pemimpin yang peka terhadap realitas sosial masyarakat serta Mendesak pemerintah untuk menyelidiki atas anggaran di atas terutama di bagian umum dan bagian humas protokoler.
Namun dalam aksi yang di koordinatori oleh Zainul Hasan TBK sekaligus selaku ketua komunitas Muda Peduli Reformasi (KMPI) tidak ditemui oleh Bupati Pamekasan dengan Alasan Bupati Pamekasan lagi ada agenda di Pendopo Ronggosukowati,dengan ditunjukkan surat atau Undangan oleh Djoko Susilo selaku Kepala Bagian Umum pemerintah Daerah Pamekasan, dan peserta aksipun mulai emosi dan hampir memberontak dengan melangkahkan kakinya menuju Pendopo Ronggosukowati, tapi hal tersebut masih bisa diredam dengan adanya mediasi yang dilakukan kepada koordinator aksi oleh Pihak Pemerintah dan Kepolisian.
Reporter : Luthfiadi