MADURA EXPOSE—Reses anggota DPRD Jatim oleh Musyaffa Noer di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan masih menyisakan hal menarik yang tak bosan-bosan diperbincangkan banyak kalangan.
Jalannya reses kali ini sedikit “menyimpang” karena masyarakat yang mengikuti serap aspirasi lebih condong menanyakan tentang kasus foto syur seorang janda asal Pademawu dengan seorang pria mirip tetangganya sendiri yang saat ini masih aktif sebagai Ketua Komisi III dari Fraksi PPP DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nawari, seorang warga yang mengikuti jalannya reses menanyakan kepastian tentang pemeran foto syur yang bikin heboh itu berikut sanksi atau konsekuensi bagi wakil rakyat yang berkaitan dengan moral.
“Menyangkut masalah moral prilaku masalah moral anggota dewan”, pembicaraan Musyaffa Noer, Ketua DPW PPP Jatim ini terpotong oleh celetuk hadirin.
“’Lagi ngetren pak’”, celetuk hadirin disambut riuh peserta reses di Pademawu.
Musyaffa yang terpotong pembicaraanya itu terlihat kaget mendengar celoteh orang-orang yang mengatakan kasus foto syur anggota dewan lagi trending.
“Lagi ngetern? Jangan di trenkan. Masalah begitu kok di trenkan”, sanggah Musyaffa meminta hadirin lebih tenang.
Anggota DPRD Jawa Timur yang juga Ketua DPW PPP Jawa Timur ini melanjutkan pembicaraannya.
“Begini, tadi sebelum kesini banyak anggota dewan yang datang dan tanya kesaya. Tidak tanya reses, tapi tanya ini. Reses itu hanya untuk membuka pintu ketemu saya. Yang panjang itu menyangkut masalah anggota DPR, yang rumornya kena kasus masalah perempuan”, demikian Musyaffa bicara panjang lebar didepan konstituennya.
Pantauan Madura Expose, sorot mata masyarakat yang hadir dalam acara reses tersebut tampak serius dan nyaris tak terpejam mendengarkan penuturan Musyaffa yang merespon keinginan warga yang meminta menjelaskan konsekuensi bagi pemeran foto syur jika benar mengarah kepada IS, yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi III dari Fraksi PPP DPRD Pamekasan.
“Jangan perselingkuhan, belum jelas. Saya itu ketua PPP Jawa Timur. Di PPP itu ada struktur, pengurus ranting ada, pengurus PAC ada, pengurus DPC ada. Sampai hari ini DPC nya belum ada laporan ke DPW. Baik secara lisan maupun tertulis. DPW masih menunggu laporan, apa yang terjadi yang sesungguhnya”, ujarnya setengah memberi himbauan.
Musyaffa yang terkenal dekat dengan kalangan wartawan ini berharap pengurus DPC PPP Pamekasan segera mengirimkan laporan tertulis ke DPW PPP Jatim terkait kisruh foto dan kasus perempuan lainnya yang mengarah kepada kader partai berlambang Ka’bah tersebut.
“DPW tidak bisa mengambil keputusan cepat tanpa laporan Dari DPC, tanpa klarifikasi dari DPC. Karena, kalau urusan perempuan itu jadi ruwet. Itu nikah, baik nikah sungguhan, atau nikah siri, atau memang selingkuh? Karena beda”, pungkasnya. [Bersambung..] ADDARORI IBNU WARDI|FERRY ARBANIA