MADURA EXPOSE—Berawal dari informasi dari pihak salah satu siswi MAN Sumenep berinisial N yang mengaku jadi korban pemukulan salah satu oknum petugas Satpam sekolah tersebut, hingga akhirnya terendus media online menjadi konsumsi berita media pada Jum’at 22 April 2016.
Sejumlah informasi yang digali pihak Madura Expose menyebutkan, setelah siswa cantik berhijab yang tak lain siswi kelas I MAN Sumenep berinisial N ini menjadi korban Satpam ini langsung menelpon keluarganya.
“Kepala N di dorong keras oleh Satpam dan ban speda motornya dikempesin”, terang sumber Madura Expose yang meminta namanya di EXPOSE.
Namun berita yang terlanjut beredar di kalangan masyarakat melalui media online tersebut dimentahkan oleh pihak sekolah yang langsung mengadakan pertemuan dengan semua pihak terkait pada keesokan harinya.
Menariknya, dalam pertemuan itu tidak hanya N dan keluarganya, namun tampak juga seorang Kepala Desa Tenunan dan Ach.Novel seorang pengacara kondang di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Dalam pertemuan klarifikasi antara pihak siswi dan pelapor pemukulan dengan pihak sekolah ini berlangsung agak alot dan memanas karena masing-masing pihak terkesan melakukan pembelaan terkait dugaan pemukulan yang mencuat di media. Pertemuan di lakukan diruang Kepala MAN Sumenep pada Sabtu 23 April 2016.
Diruang inilah, siswi berinisial N diminta untuk menjelaskan peristiwa yang sebenarnya. Menurut N, saat dirinya melintas didepan pos penjagaan sekolah, dirinya mengikuti beberapa teman didepannya yang menuju tempat parkir. Aksi nekat N ini rupanya kepergok satpam yang langsung memegangi kepala (helm) siswi cantik asal Desa Tenunan tersebut.
Bantahan adanya pemukulan terhadap siswi MAN ini juga disampaikan Marhasan selaku Badan Konseling (BK) MAN Sumenep.Menurutnya, N yang saat itu datang terlambat langsung nyelonong ke halaman sekolah tanpa turun terlebih dahulu dari kendaraannya. Akibatnya N mendapat teguran keras dari pihak Satpam sambil memegang kepala N yang masih mengenakan helm.
Sementara M. Abdullah, Kepala MAN Sumenep meminta maaf kepada pihak keluarga N terkait pelayanan di MAN Sumenep yang dianggap kurang baik. Namun apa yang dilakukan pihaknya, termasuk peraturan yang mewajibkan siswa turun dari kendaraannya saat memasuki halaman sekolah.
“Saya selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anak yang terlambat. Dan ketika masuk ke sekolah anak-anak supaya menggunakan etika”, ucapnya didepan N dan keluarganya. [hem/Aas/fer]