SUMENEP. Suasana keakraban berbalut nuansa kearifan lokal memenuhi Aula Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PLHUT) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Bukan sekadar pertemuan rutin, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Sumenep sukses menggelar Pertemuan Gabungan yang merangkum tiga pilar penting: pembinaan mental-spiritual, penguatan peran perempuan, dan pelestarian budaya.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pengurus DWP dari berbagai penjuru wilayah Kemenag Sumenep, mulai dari satuan kerja madrasah hingga Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar di wilayah daratan dan kepulauan.
Dari Pembinaan Hingga Pemberdayaan Keluarga
Kepala Kantor Kemenag Sumenep, Abdul Wasid, membuka acara dengan arahan yang inspiratif. Ia memberikan apresiasi tinggi terhadap peran aktif DWP yang selama ini menjadi tulang punggung tak terlihat dalam mendukung seluruh program Kemenag.
“Kekuatan sebuah instansi tidak lepas dari peran para istri. DWP adalah mitra strategis,” ujar Wasid.
Dalam pembinaannya, Wasid secara khusus mendorong penguatan peran perempuan dalam dua lingkup utama: keluarga dan masyarakat. Ia menekankan bahwa keluarga adalah madrasah pertama, tempat nilai-nilai agama dan moral ditanamkan.
Oleh karena itu, kekompakan dan keberdayaan DWP secara langsung berkontribusi pada kualitas sumber daya manusia di lingkungan Kemenag Sumenep.
Resep Kamboya: Rasa Persatuan dari Pulau Kangean
Melampaui sesi formal, Pertemuan Gabungan kali ini menampilkan kegiatan yang sangat menarik dan sarat makna budaya: praktik pembuatan makanan tradisional khas Pulau Kangean, yaitu Kamboya.
Anggota DWP dari KUA Arjasa, yang mewakili wilayah kepulauan, tampil ke depan untuk membagikan resep rahasia dan teknik memasak kuliner autentik daerah mereka.
Kamboya, yang merupakan simbol kekayaan gastronomi lokal Sumenep, menjadi media pemersatu yang cair. Sesi ini disambut antusiasme tinggi, menjadi ajang workshop mini di mana anggota DWP bertukar wawasan dan pengalaman lintas wilayah.
Barratul Aini Wasid, Ketua DWP Kemenag Sumenep, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah perwujudan nyata dari komitmen DWP untuk melestarikan budaya lokal.
“Pertemuan ini adalah ajang silaturahmi, tukar wawasan, sekaligus wujud nyata kita melestarikan budaya lokal. Keanekaragaman kuliner kita, seperti Kamboya dari Kangean, adalah warisan yang harus terus kita jaga,” tegas Barratul Aini.
DWP: Semangat Kompak, Kreatif, dan Berdaya
Di akhir acara, semangat kekompakan terasa kuat, seolah energi dari daratan dan kepulauan telah menyatu dalam satu visi. Barratul Aini berharap melalui Pertemuan Gabungan yang unik dan kaya makna ini, DWP Kemenag Sumenep dapat semakin kompak, kreatif, dan berdaya.
Harapannya jelas: DWP tidak hanya bergerak di lingkup domestik, tetapi juga mampu mendukung program instansi dan menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan keluarga di seluruh wilayah Sumenep.
Dari aula yang menjadi pusat administrasi, hingga dapur Kangean yang penuh cita rasa tradisi, DWP Kemenag Sumenep terus merajut harmoni demi masa depan keluarga dan daerah yang lebih baik.**

















