Pamekasan, Madura Expose—Kisruh antara IS (inisial) anggota DPRD Pamekasan dengan wanita cantik berjilbab yang berawal dari foto mesra mereka yang beredar dari handphone ke handphone dan facebook itu terus berbuntut panjang dan menjadi bola salju yang sulit mencair.
[Ist.Foto screenshot facebook Adezta Mellany]
Adezta Mellany, yang merasakan tekanan hebat dari pihak tertentu mengaku tidak takut melakukan perlawanan. Hal Itu dibuktikan dengan banyaknya status dirinya di media sosial pribadinya sejak beberapa hari terakhir. Bahkan dengan lantang, Mel, begitu teman-teman karibnya memanggil, sengaja membantah dengan keras pernyataan “IS” disalah satu media online yang menuduh dirinya sering meminta uang belanja antara 2 hingga 3 juta per dua hari.
“Apa yang disampaikan oleh IS tidak benar. Dia memutarbalikan fakta dengan mengatakan bahwa saya minta uang belanja 2-3 juta per dua hari.apa yang disampakan oleh IS adalah bentuk kebohongan publik”, demikian Adezta Mellany menyampaikan bantahannya.
Pihaknya juga bilang, semua kebohongan yang disampaikan IS semata-mata hanya untuk menyelamatkan posisi diri dan jabatanya. Tak hanya itu, Mellany juga menuding ada kebohongan lain yang dilakukan pria tersebut dengan cara melibatkan istrinya.
“Kebohongan lain yang sedang dilakukan (IS) adalah melibatkan IKE istrinya untuk mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada publik”, tandasnya.
Selain meluruskan beberapa informasi yang dianggap sesat, Adezta Mellany juga mengancam akan melaporkan pria yang diduga anggota DPRD dari Fraksi PPP tersebut ke pihak Polres dan MKD DPRD Pamekasan.
“Saya akan melaporkan saudara IS kepada Polres Pamekasan sekaligus upaya politik untuk membuka selebar – lebarnya persoalan ini kepada MKD DPR Pamekasan”, tandasnya sengit. Sementara IS berkali-kali dihubungi di lima nomer ponselnya tidak merespon.
Seperti diberitakan Madura Expose pertama kalinya, kisruh antara Adezta Mellany dengan pria mirip anggota dewan dari Fraksi PPP DPRD Pamekasan tersebut terungkap kepermukaan dan akhirnya menjadi trending topik di Madura setelah beberapa foto mereka menyebar luas dikalangan masyarakat. [add/fer]