Sumenep, Maduraexpose.com— Anggota Dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Sumenep Akhmadi Yazid menepis anggaran miring soal Pemerintahan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo yang dipersepsikan tidak memiliki pengaruh signifikan dalam membawa pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Hal itu disampaikan Akhmadi Yazid menjawab penilaian dari salah satu kubu paslon Final, sebutan untuk paslon Ali Fikri-Unais Ali Hisyam Paslon No 1, dalam acara Diskusi Publik yang digelar di sebuah hotel di Sumenep belum lama ini.
Anggota dewan yang juga Wartawan ini juga merespon soal janji politik Wakil Bupati “Ngantor” di Kepulauan Sumenep.
Menurutnya, urusan “ngantor” di Kepulauan tidak terlalu penting untuk diperdebatkan, karena yang diharapkan masyarakat adalah kebijakan yang berpihak atau menguntungkan masyarakat kepulauan.
“Janji politik soal ngantor di kepulauan tidak terlalu penting. Yang penting memiliki keberpihakan kepada kepulauan, dan hal itu sudah ditunjukkan oleh bupati kita Achmad Fauzi (Wongsojudo).” Ujar Akhmadi Yazid tegas kepada kubu Final.
Keberpihakan kepada masyarakat kepulauan itu, lanjut pria yang akrab disapa Yazid ini, dibawah kepemimpinan Bupati Fauzi, telah banyak pembangunan di Kepulauan Sumenep, terutama peningkatan ekonomi dan infrastruktur.
Menurutnya, sejauh ini perhatiann Bupati Fauzi terhadap kepentingan masyarakat kepulauan tidak main-main, termasuk peningkatan anggaran infrastruktur yang sangat luar biasa.
“Itu menunjukkan, walaupun tidak ngantor di kepulauan, tapi berpihak kepada kepulauan, jelas, clear dan clean,” imbuh Yazid, Anggota Fraksi PKB DPRD Sumenep Priode 2024-2029 ini.
Selanjutnya berkaitan dengan janji-janji berkaitan dengan kepulauan, imbuh Yazid, kedepan sudah menjadi masterplan kubu Faham, (sebutan dari pasaangan calon Achmad Fauzi-Imam Hasyim, Cabup-Cawabup nomor urut 2).
“ Gagasan besar yang telah dipikirkan (dipersiapakn) pasangan Faham kedepan, tidak lagi membuat janji, namun kita buktikan dengan membuat RAPBD 2025, salah satunya terkait anggaran untuk infrastruktur jalan di kepulauan sebesar RP 40 miliar, dan itu jelas,” tandas Yazid.
Yazid juga menyinggung soal penilaian peningkatan ekonomi dibawah kepemimpinan Achmad Fauzi Wongsojudo dianggap gagal, hanya dengan melihat dari segelintir orang Sumenep yang sukses di Jakarta.
Ketika pertumbuhan ekonomi (hanya) dilihat dari sudut pandang banyaknya orang (Sumenep) yang ada di Jakarta. Maka cara berpikir (semacam itu), lanjut dia, perlu diluruskan karena tidak sesederhana itu dalam memberikan penilai.
“Cara menentukan indeks ekonomi kita, jelas DPRD sudah punya standar dan ukuran-ukuran sehingga disana, tanpa ada campur tangan (Pemerintah) Kabupaten (Sumenep), sepertinya tidak mungkin indeks pertumbuhan ekonomi kita meningkat seperti saat ini. Dari tahun 2021, 2022, 2023, peningkatan ekonomi kita jelas, angkanya melebihi pertumbuhan ekonomi tingkat Nasional.” Imbuh Yazid panjang lebar.
Pihaknya juga mengajak pihak Final melihat secara objektif terkait pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Achmad Fauzi Wongsojudo. Terlebih dalam peningkatan tingkat kota/Kabupaten se-Jawa Timur, Sumenep memiliki capaian yang sangat fantastik.
“Peningkatan ekonomi kita di Sumenep selama dipimpin Bupati Fauzi terus membaik hingga mencapai posisi kesembilan. Pada 2022 pertumbuhan ekonomi kita di peringkat 35 se-Jatim, Namun, pada 2023 melonjak keposisi 9. Dari ranking 35 melaju ke posisi 10 besar se-Jatim, ini jelas prestasi luar biasa Bupati Fauzi dong.” Pungkasnya. [dbs/Arbania]