Maduraexpose.com- Tidak semua rekreasi harus mengeluarkan uang banyak, begitulah kira-kira yang ada di benak masyarakat Surabaya yang sedang menikmati semilir angin laut dibawah jembatan Suramadu Surabaya, Minggu (19/5).
Di pesisir pantai Kenjeran tepatnya kelurahan Tambak Wedi, pasangan muda-mudi, anak-anak bahkan keluarga tengah asyik bercengkrama sembari menikmati semilir angin pantai. Di sudut yang lain juga dijumpai anak – anak yang mencari kerang dan keong sembari berlarian.
Mendapatkan suasana seperti ini tidak perlu merogoh kocek ratusan ribu, karena dapat ditemui hanya di kolong Jembatan yang membentang antara Surabaya dan Madura.
Tak hanya itu, di sisi lain juga dijumpai anak – anak bermain kapal-kapalan yang terbuat dari botol dan sandal bekas untuk di adu dengan sesama teman yang lain. Sementara itu juga di jumpai beberapa keluarga berkeliling pesisir pantai Kenjeran dengan perahu sewa. Cukup merogoh kocek 50 ribu untuk kapasitas maksimum 6 orang per perahu, para nelayan ini akan mengajak kita berwisata bahari, berkeliling dan menikmati deburan ombak selat Madura. Dan, jika laut sedang surut, pengunjung dapat berjalan-jalan dibawah jembatan Suramadu untuk mengumpulkan aneka keong dan hasil laut lainnya.
Usai bermain dan berkeliling dengan perahu nelayan, kita dapat menikmati makanan dan minuman sambil memandang pulau Madura yang tampak indah dari pinggir pantai. Puluhan penjual makanan dan minuman dengan bangunan dari bambu berjejer rapi di pinggir pantai telah siap menyajikan berbagai hidangan.
Sadar wisata cukup baik terbangun di benak warga sekitar pantai Kenjeran, peluang melihat pengunjung dan potensi wisata di sadari benar oleh para penjaja makanan maupun para nelayan. Para nelayan tersebut awalnya hanya menjadikan pesisir pantai di kolong jembatan sebagai tempat menyandarkan dan memperbaiki perahunya.
Menilik lebih jauh tentang wisata dikolong jembatan jembatan kebanggan warga kota Surabaya dan Madura ini, sebenarnya merupakan tempat wisata gratis karena tidak perlu membayar tiket masuk pengunjung.“Dulu daerah ini sepi mas, paling cuma anak-anak sini yang bermain perahu-perahuan sambil berenang tapi sekarang banyak orang yang datang dan jadi rame apalagi kalau hari libur seperti ini” kata Samiran, penduduk asli tambak wedi yang berprofesi nelayan. “Lumayan mas bisa ngojekin perahu saya, dari pada perahunya nganggur” imbuhnya.
Kendatipun murah, jarang ditemui sampah berserakan atau pencemaran air di sekitar wisata kolong jembatan ini (Suramadu-red). Entah sampai kapan dan bagaimana nantinya wisata kolong jembatan ini masih menjadi wisata murah meriah bagi warga kota yang tidak berkantong tebal. Kesadaran wisata antara pengunjung, nelayan maupun penjaja makanan menjadi harmoni tersendiri yang terbentuk secara alami tanpa regulasi yang membingungkan.
(bmw/m-CSR)