Sumenep, MaduraExpose.com- Banyaknya keluhan warga yang mengaku tidak menerima bantuan sapi senilai Rp 8 juta per ekor melalui masing-masing kelompok tani ternak, disikapi serius oleh Tim Obyektif Pemberitaan Madura Expose (TOP MEX).
TOPMEX sendiri dibentuk secara khusus dengan melibatkan sejumlah konsultan, LSM dan pakar ahli untuk mengungkap sejauh mana kebenaran terkait merebaknya kabar, adanya kelompok tani ternak sapi yang diduga fiktif.
Suyono, Ketua devisi pengumpulan data mengaku sudah 80 persen mengantongi data-data pendukung yang menguatkan adanya sinyalemin atau dugaan konspirasi dinas terkait dengan oknum tertentu yang turut bermain dalam melakukan penyelewengan bantuan sapi.
“Kami sudah turun langsung ke warga dimana nama kelompok tani ternak itu terindikasi tidak menyalurkan banttuan sebagaimana mestinya. Ada dugaan kuat, beberapa oknum bermain didalamnya”, ujar Suyono yang juga Sekjen Komisi Perlindungan Hukum dan Pembelaan Hak-hak Rakyat Sumenep-Madura Sumenep (KONTRA’SM ) Madura, Jawa Timur, Sabtu dini hari (18/4/2015).
Suyono memastikan hasil investigasinya dilapangan tidak perlu diragukan. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa gegabah melanjutkan langkah selanjutnya sebelum dilakukan diskusi kecil dengan seluruh tim investigasi yang tergabung dalam TOPMEX tersebut.
“Selama ini kita selalu bekerja profesional dan ekstra hati-hati dalam mengawal kepentingan masyarakat. Komitmen dalam tim sangat kuat. tidak boleh jalan sendiri-sendiri dan selama ini kita selalu bekerja dalam garis koordinasi yang solid”, imbuhnya sambil melempar senyum kearah MaduraExpose.com.
Terkait adanya dugaan penyimpangan bantuan sapi ternak yang didapat kalangan LSM, Arief Rusdi sempat menyampaikan bantahannya kepada MaduraExpose.com. Mantan Sekretaris Hutubun ini bilang, tak ada satupun kelompok tani ternak yang fiktif.
“Semua diisukan bermasalah (fitnah) tapi kenyataannya tidak satupun bermasalah. Bisa datangi langsung kelompoknya. Sudah dilakukan evaluasi bersama-sama wartawan dan lsm dan hasilnya sudah diexpose”, tepis Rusdi.
Sayangnya Rusdi belum berani secara langsung menyebutkan siapa nama LSM dan Wartawan yang dimaksud. Akibatnya, banyak kalangan LSM maupun wartawan mengaku risih dengan statmen kepala dinas peternakan tersebut.
“Biar tidak menimbulkan fitnah, sebaiknya Kepal Dinas Peternakan tunjuk hidung saja siapa wartawan dan LSM yang dimaksud?”, sambung Zainuri, salah satu aktivis yang malang melintang Kudus-Madura ini.
(Day/fer)