MADURA EXPOSE—Warga Desa Matanair dan penduduk di Dusun Kecer Laok, Desa. Kecer, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura berharap kejadian tanah ambles dan terbelah tidak terulang kembali seperti beberapa tahun sebelumnya.
“Kami selalu berdo’a agar kejadian yang pernah menggegerkan Penduduk di dua desa ini tidak terulang lagi Mas. Ngeri banget,” ujar Dian, salah satu warga Kecer, Kecamatan Dasuk saat berbincang dengan Madura Expose, Senin Malam, 9 Mei 2016.
Sebelumnya, tanah terbelah dan ambles sempat menggemparkan warga dan mengundang kepanikan penduduk yang tinggal di Dusun Kecer Laok, Desa Kecer, Kecamatan Dasuk dan Desa Matanair, Kecamatan Rubaru. Peristiwa itu terjadi pada pertengahan bulan Juni 2013 silam.
Berbagai tafsiran pun bermunculan, ada yang meyakini amblesnya tanah yang terbelah itu pertanda akan terjadi musibah besar di Kabupaten Sumenep. Namun mitos itu dibantah oleh seorang pakar geologi bernaka Petrus Mariono, seorang konsultan BNPB melakukan kajian resiko bencana terbelahnya tanah dan ambles itu, lebih disebabkan kondisi tanah yang melandai. Sedang didaerah lain, yang biasa terjadi (tanah longsor) karena tingkat kemiringan tanahnya yang cukup tinggi.
Namun dari hasil pemetaan geologi yang dilakukan pihaknya, khusus Di Dusun Kecer Laok ,Desa Kecer dan Dusun Karongkong, Desa Matanair, Kecamatan Rubaru terdapat aliran sungai bawah tanah saling berhubungan atau nyambung. Rongga sungai bawah tanah itulah yang rawan menimbulkan gerakan tanah terbelah. Makin hari gerakan tanah itu semakin parah.
“Dari awalnya Cuma 20 cm, gerakannya terus bertambah menjadi 6 meter dikedalaman tanah hingga meyebabkan tebing ambles dan ambruk. Kondisi ini akan semakin buruk ketika turun hujan” terangnya.
Pihaknya menambahkan, tanah yang ambles di Desa Kecer dan Matanair itu itu dengan sendirinya membentuk struktur dinding hingga kedalaman antara 5-6 meter. Hal tersebut menjadi sangat mengkhawatirkan karena bisa ambruk dalam waktu sesingkat mungkin.
“Semakin ada hujan, tanah di dua desa itu akan semakin cepat. Cuma bedanya, kalau di Dusun Kecer Laok, Desa Kecer, Kecamatan Dasuk, gerakan tanahnya membentuk garis lurus, sedangkan di Dusun Karongkong, Desa Matanair, Kecamatan Rubaru tanahnya bergerak menyerupai tapal kuda,” pungkasnya. [fer/*]