JAKARTA – Pokja Revolusi Mental Ahmad Mukhlis Yusuf mengaku optimis hoax bisa diminimalisir, terlebih KOMUNIKONTEN, Institut Media Sosial dan Diplomasi terlihat secara serius dan kontinyu melakukan edukasi pada masyarakat serta aksi-aksi diplomasi dengan pihak pengada media sosial terkait atas masalah ini. Dikatakan, langkah KOMUNIKONTEN merupakan suatu upaya keteladanan berbasis nilai esensial dalam perbuatan. Hal itu dikatakan dalam diskusi publik yang diinisiasi oleh KOMUNIKONTEN, dengan mengangkat tema “Strategi Menang Melawan Fitnah dan Hoax,” di gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat, pada Rabu (25/01/17).
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh KOMUNIKONTEN ini harus dibantu oleh semua pihak agar upaya meminimalisir hoax yang saat ini menjadi masalah serius bangsa Indonesia cepat teratasi. Ia juga menegaskan, hal itu agar apa yang menjadi harapan bapak proklamator Soekarno benar-benar terwujud.
“Seperti harapan Presiden RI Soekarno, akan gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia untuk menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat Elang Rajawali. Berjiwa api yang menyala-nyala. Maksudnya tidak kecil. Maksudnya besar untuk menyelesaikan satu Perjuangan yang amat besar,” terangnya.
Ditegaskan pula, hal itu juga yang saat ini menjadi perhatian serius pemerintahan Presiden RI Joko Widodo melalui Revolusi Mental. Diterangkan, gerakan Revolusi Mental adalah upaya mewujudkan gerakan hidup baru penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku yang berorientasi pada upaya mewujudkan Indonesia yang maju, makmur, sejahtera, modern dan bermartabat berlandaskan pada nilai-nilai esensial bangsa. Ia pun menjelaskan, adanya pihak melakukan hoax, diantaranya disebabkan oleh jiwa yang tidak sehat. Sehingga pembangunan jiwa menjadi sangat penting.
“Tiga rumpun nilai strategis revolusi mental, adalah integritas yang didalamnya memuat kejujuran, berkarakter dan bertanggungjawab. Kemudian etos kerja yang didalamnya memuat kerja keras, optimis, produktif, inovatif dan berdaya saing. Terakhir gotong-royong yang didalamnya memuat kerjasama, solidaritas tinggi, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan kewarganegaraan,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif Institut Media Sosial dan Diplomasi KOMUNIKONTEN, Hariqo Wibawa Satria menegaskan, cara sederhana mengatasi penyebaran hoax adalah membangun rasa bertanggungjawab para pengguna medsos terhadap informasinya di akunnya sendiri. Ia menegaskan apabila setiap kita di era digital saat ini telah menjadi kantor berita, redaktur bagi akun medsos masing-masing.
“Sementara konten-konten yang muncul untuk melawan hoax saat ini tidak kreatif. Padahal melalui konten yang diminati seperti konten lucu, wow, menarik, itu lumayan efektif dan lebih mudah penerimaaanya,” pungkasnya.
Hadir narasumber dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, Dr. Unifah Rosyidi (Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia) dan Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf (Pokja Revolusi Mental, Mantan Dirut LKBN ANTARA).
Setelah diskusi publik ini, dari Institut Media Sosial dan Diplomasi KOMUNIKONTEN akan melakukan kampanye aksi sekaligus penandatanganan spanduk “Deklarasi Hidup Tanpa Hoax dan Fitnah; Kolaborasi Pengguna Media Sosial untuk Kepentingan Nasional” pada hari bebas kendaraan (Car Free Day), Minggu pagi (29/01/2017) pukul 06.30 – 09.00 WIB, di samping Bunderan Hotel Indonesia.[koom/**]