MADURA EXPOSE–Ratusan warga yang berdomisili di Dusun Gaber Desa Soddara Kecamatan Pasongsongan, Sumenep menikmati tegangan listrik 180 Voltase atau di bawah normal. Warga setempat telah berkali-kali melaporkan ke pihak PLN Rayon Ambunten mengenai tegangan yang di bawah 220 Voltase tersebut. Baik dengan mengirim surat atau datang langsung ke kantor PLN. Sejauh ini belum ada upaya dari pihak PLN untuk melakukan perbaikan.
Tokoh pemuda setempat, Wahedi menuturkan , akibat dari daya listrik di bawah normal telah banyak lampu dan barang-barang elektronik lainnya tidak berfungsi di malam hari dan bahkan mengalami kerusakan. Tak hanya itu, lampu penerang jalan pun tak dapat menerangi pengguna jalan.
“Lampu dan barang-barang elektronik warga di sini tak berfungsi di malam hari bahkan mengalami kerusakan akibat tegangan listrik tidak stabil. Apa lagi sekarang bulan Ramadan, banyak warga tidak bisa menghidupkan lemari es, kalau menghidupkan TV harus mematikan lampu lainnya, dan mesin air pun tidak dihidupkan,” kata Wahedi, Ketua Badan Komunikasi Pemuda Soddara (BKPS) kepada sejumlah awak media, Selasa (28/6).
Pria yang mempunyai usaha produksi kerupuk tersebut menilai, bahwa pihak PLN Rayon Ambunten terkesan mengabaikan laporan warga jika ada aliran listrik bermasalah. Baik yang bermasalah dengan sambungan atau bermasalah pada trafo.
“Mestinya pihak PLN harus sigap jika ada masalah terkait aliran listrik. PLN Rayon Ambunten ini tak beres dan sangat beda dengan pelayanan di kota. Ada apa, kok pelayanan di desa dibedakan dengan di kota?,”katanya.
Sementara, Lutfiyadi warga Dusun Gaber Desa Soddara juga mengeluhkan bahwa PLN Rayon Ambunten sering melakukan pemadaman tanpa pemberitahuan kepada warga. Sehingga warga sering berbuka puasa dan sahur dalam keadaan gelap gulita.
“Saya sering mengalami listrik padam secara tiba-tiba. Bahkan saat buka puasa dan sahur. Namun jika pelanggan nunggak bayar langsung didenda,” katanya saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya.
Dalam waktu dekat ini, Laki-laki lulusan UIN Sunan Ampel ini bersama organisasi pemuda dan warga mengancam akan melakukan unjukrasa besar-besaran jika pihak PLN tidak melakukan tindakan untuk perbaikan aliran listrik yang selama ini bermasalah. “Kami sudah mempersiapkan beberapa tuntutan dan keluhan terkait demonstrasi yang akan kami sampaikan nanti,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya 10 desa atau dari 3 kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura pernah mengepung Kantor Unit Pelayanan dan Jaringan PLN Ambunten, Senin (16/11/2009) terkait pencabutan KWH Meter yang dinilai sepihak dan tanpa pemberitahuan kepada pelanggan.
Sedangkan Warga Dusun Gaber Desa Sodara, Senin (8/3/2010) lalu pun juga pernah meluruk kantor PLN Rayon Ambunten dengan kasus listrik padam total selama delapan hari delapan malam tanpa penangan dan terkesan dibiarkan. (D2k/RED)