Sumenep (Maduraexpose.com)– Momentum tahun baru hijriyah yang mengandung semangat perjuangan tanpa putus asa dan rasa optimisme yang tinggi, terutama dalam memperkuat semangat berhijrah dari hal yang baik ke yang lebih baik lagi, dimanfaatkan oleh para alumni Madrasah dan Pondok Pesantren Raudlatul Iman yang tergabung dalam KOMPOLAN ASRI untuk memperingatinya dengan acara khusus, yaitu Pembacaan Surat Yasin, Tahlil bersama dan Refleksi Tahun Baru Islam 1445 H.
Refleksi Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah ini dimaksudkan agar para santri dan alumni senantiasa meneladani perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang telah mampu melawan rasa sedih dan takut dengan berhijrah.
Acara Refleksi Pergantian Tahun Hijriyah malam ini akan dikemas dalam bentuk tahli bersama dan dialog interaktif antar alumni dan Pengasuh Raudlatul Iman. Acara akan ditempatkan di kediaman Ustadz Mahsun di Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding Sumenep, malam ini pukul 20.00 WIB – selesai.
Terkait dengan sejarah Tahun Baru Islam, melansir dari laman resmi NU Online, ..
Ibnu Hajar Al-Asqalani yang juga ahli sejarah dalam Kitab Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari membahas sejarah tahun baru atau penanggalan kalender Islam dalam Bab Tarikh. (Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari, [Kairo, Darul Hadits: 2004 M/1424 H], juz VII, halaman 307).
Al-Asqalani mengangkat persilangan pendapat perihal sejarah awal tahun baru Islam. Al-Hakim meriwayatkan dari Syihab bin Zuhri bahwa Nabi Muhammad saw tiba di Madinah lalu memerintahkan penulisan sejarah pada bulan Rabiul Awwal. Tetapi riwayat ini lemah karena perawinya hilang dua atau lebih secara berturut-turut (mu’dhal).
Adapun pendapat yang masyhur mengatakan bahwa penetapan awal tahun baru Islam terjadi pada masa kepemimpinan Sayyidina Umar bin Khattab ra (634-644 M/13-23 H) setelah sahabat Abu Bakar ra (632-634 M/11-13 H).
Para sahabat menetapkan awal tahun baru Islam berdasarkan peristiwa hijrah melalui firman Allah perihal pembangunan masjid Kuba, “La masjidun ussisa alat taqwā min awwali yawmin” atau “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama (Surat At-Taubah ayat 108).
Kata “awwali yawmin” atau “sejak hari pertama” sebagaimana sudah sama-sama maklum tidak berarti hari pertama secara mutlak, tetapi hari di mana waktu pertama kemuliaan Islam, hari di mana Nabi Muhammad saw beribadah dengan rasa aman, dan hari di mana Rasulullah saw dan umat Islam membangun pertama kali sebuah masjid sebagai rumah ibadah.
Para sahabat sependapat bahwa peristiwa tersebut menjadi awal mula penanggalan kalender tahun baru Islam. Kita juga memaklumi bahwa “awwali yawmin” atau “sejak hari pertama” pada Surat At-Taubah ayat 108 merupakan hari Nabi Muhammad saw dan sahabatnya memasuki Kota Madinah. (fer/NU)