Sumenep, MaduraExpose.com- Sejak diberlakukannya pengelolaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pihak swasta, disusul dengan pembatasan solar bersubsidi, warga di kepulauan Raas hidup diambang kecemasan.
Agis, warga setempat menulis dalam blog pribadinya, mengeluhkan kebutuhan penerangan Desa Brakas karena kebutuhan solar mendadak mahal sejak awal bulan lalu.
“Kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pihak agen BBM di Kecamatan Raas tidak hanya pada solar melainkan bensin dan minyak tanah, gas elpiji, harga BBM solar 8.000 bensin 10.000 gas elpiji yg 25kg 30.000.”, demikian Agis mencatat fenomena pahit tersebut.
Agis menambahkan, semenjak PLTD mati, masyrakat di Pulau Raas seperti sudah tak ada pilihan lagi dan penerangan malam hari, kembali pada masa lalu, memakai petromak minyak tanah.
“Harga minyak tanah mencapi Rp 10 ribu per liter. Itupun kalau ada”. Imbuhnya.
Mahalanya harga BBM di tempatnya, membuat masyarakat bertambah sengsara, terutama bagi kalangan kurang mampu. Masyarakat Pulau Raas yang mayoritas petani dan nelayan semakin sengsara dengan terus meningkatnya harga BBM.
“Sedangkan hasil nelayan dan tani tetap tak ada peningkatan”., sesalnya.
Dan inilah harapan masyarakat Pulau Raas yang ditulis secara terbuka:
“Kami WARGA PULAU KEC RAAS KAB SUMENEP sangat mengharap daripihak semua baik pemerintah terutama yang punya wewenang, baik pemerintah daerah, propensi, dan pusat agar bisa membantu, mengawasi, bahkan mengstabilkan semua kebutuhan masyarakat. Kami juga bagian dari bangsa ini, yang mempunyai hak itu melangsungkan hidup yang sejahtera mampur dan sentosa.
“
*Catatan Redaksi dari berbagai sumber.