Sumenep (MaduraExpose.com)- Sejumlah kalangan mendesak Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Sumenep tidak tinggal diam terkait makin parahnya krisis hutan rakyat di ujung timur Pulau Madura.
Hal tersebut dirasa penting, karena kondisinya semakin mengkhawatirkan dan jika dibiarkan tanpa langkah kongkrit, bisa berdampak pada terjadinya longsor dan banjir yang sangat berbahaya bagi keselamatan warga dan lingkungan.
“Jika kondisi ini tetap dibiarkan, maka yang dirugikan adalah masyarakat sendiri”, terang Syarif, warga Desa/Kecamatan Dasuk, Sumenep, Madura, Senin (29/9/2014)
Sementara Kepala Dishutbun Sumenep, Edi Sutrisno tidak menampik adanya hutan rakyat yang saat ini mengalami kritis, bahkan jumlahnya mencapai puluhan ribu hektar.
“Lahan kritis itu terjadi karena banyak pohon yang ditebang tanpa diikuti penanaman kembali”, ujarnya.
Dijelaskan Edi, hutan rakyat di Kabupaten Sumenep yang saat ini mengalami kritis mencapai 9.800 hektar. Pihaknya berharap agar masyarakat melakukan upaya bersama. Seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah berupa penanaman pohon hutan kritis.
Pihaknya mencatat, pada tahun 2013 pemerintah melalui Dishutbun setempat telah merealisasikan penanaman pohon secara kolektif, yang jumlahnya mencapai 3 juta pohon lebih tersebar di seluruh kabupaten Sumenep.
(May/Fer)