Scroll untuk baca artikel
Editor's ChoiceSUMENEP EXPOSE

Insiden Tectona, Kiai Hazmi Latee Akan Bicara ke Bupati Soal Standarisasi

Avatar photo
887
×

Insiden Tectona, Kiai Hazmi Latee Akan Bicara ke Bupati Soal Standarisasi

Sebarkan artikel ini

Editor: Ferry Arbania

Sumenep, Maduraexpose.com– Kematian bocah berusia 10 tahun setelah mandi di taman renang Tectona Desa Torbang Kecamatan Batuan Sumenep mendapat sorotan dari banyak pihak agar penyebab kematian korban diusut hingga tuntas, meski orang tua korban menolak dilakukan otopsi.

Insiden ditempat wisata Tectona tak luput dari amatan para Netizen dengan ragam komentar yang ikut bersimpati atas meninggalnya korban yang sempat mengeluarkan cairan seperti lendir.

Insiden Tectona ini juga mendapat tanggapan serius dari salah satu tokoh berpengaruh KH Hazmi Basyir, salah satu Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Latee.

Melalui unggahan Facebook resminya dengan akun Hazmi Latee, pihaknya akan membahas secara langsung terkait insiden Tectona ini kepada Bupati Sumenep.

” saya akn bicara dg bupati ttg pntingnya ada standar yg berlaku,” demikian KH Hazmi Basyir menanggapi komentar Netizen di halaman Facebook miliknya, Rabu 25 Desember 2024.

Diberitakan sebelumnya, Seorang bocah berusia 10 tahun dengan inisial EA, Warga Dusun Kebun Kelapa RT 002 RW 003 Desa Kalianget Barat Kec Kalianget Kab Sumenep, dinyatakan meninggal dunia setelah mandi ditenpat Wisata Kolam Renang Tectona pada Rabu, 25 Desember 2024 sekira pukul 10.00 wib.

Informasi resmi dari Kepolisian setempat menyebutkan kronologis kejadian, bahwa pada sekira pukul 08.00 wib, korban bersama ibu kandung korban mendatangi Tempat Wisata Tectona.

Sumber dari Humas Polres Sumenep menyebutkan, bahwa korban terlihat mandi di kolam khusus anak-anak kemudian, salah satu saksi berinisial J (40) Warga Dusun Temor Lorong Desa Kalimo’ok Kecamatan Kalianget yang juga pengunjung Tectona, pada pukul 09.00 Wib melihat korban sedang mandi di dalam kolam.

” Pada saat di dalam kolam kemudian korban bermain di pipa blower yang dapat mengeluarkan gelembung sabun, yang mana wajah korban di hadapkan dengan pipa blower sambil joget -joget dan selanjutnya korban naik ke pinggir kolam pada saat naik ke atas korban terlihat sudah sempoyongan,” ungkap Humas Polres Sumenep AKP Widiarti S.,S.H

Selanjutnya, lanjut Widiarti, saksi J mengatakan ke Ibu kandung Korban, anaknya kenapa sempoyongan.

” Melihat korban sempoyongan, ibu kandung korban menghampiri Korban, namun korban kembali masuk ke kolam renang sudah dalam kondisi lemas. Kemudian ibu kandung korban tersebut menolong Korban dengan cara menceburkan diri ke dalam kolam selanjutnya korban di rangkul oleh Ibu korban,” imbuh mantan Kapolsek Sumenep Kota ini.

Melihat kejadian tersebut, lanjut AKP Widiarti salam keterangan tertulisnya, Saksi juga menceburkan diri kedalan kolam untuk membantu menolong dengan cara membopong tubuh korban di bawa keatas kolam.

” Pada saat di bopong, dari mulut korban mengeluarkan cairan semacam lendir, kemudian tubuh korban diberikan minyak putih selanjutnya korban di bawa ke RSUD Dr. H. Moh Anwar untuk mendapatkan pengobatan”

” Namun pada saat di rumah sakit, setelah di periksa oleh Dokter IGD korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Selanjutnya Korban di bawa ke Rumah Duka di Desa Kalianget Barat Kecamata. Kalianget Sumenep,” imbuh Akp Widiarti.

Menurutnya, pihak keluarga Korban SH ( Orang Tua korban) menolak untuk di lakukan otopsi dengan pernyataan penolakan Otopsi.

“Pihak Keluarga juga menyatakan tidak akan melaporkan peristiwa tersebut karena sudah mengikhlaskan kematian Korban karena semua sudah takdir dari Tuhan,” tutupnya. (hms/fer)