MaduraExpose.com- Hari aksara Nasional yang jatuh hari ini, Senin (8/9/2014) menyisakan persoalan tersendiri bagi Pemkab Sumenep dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dari informasi yang dihimpun MaduraExpose.com menyebutkan, angka buta aksara di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini masih cukup tinggi, yakni mencapai 94.944 orang. Data itu menunjukkan, jika Pemkab Sumenep perlu kerja ekstra lagi dalam melakukan terobosan.
Untuk wilayah Jawa Timur, Kabupaten Sumenep masuk peringkat ke dua paling banyak warganya yang masih buta aksara. Dan lebih menyedihkan, buta aksara dibawah kepemimpinan Busyro Karim dan Soengkono Sidik ini nangkring diurutan ke tiga untuk Nasional.
Sejumlah kalangan menilai, upaya pemerintah kabupaten dalam menekan buta aksara dinilai sangat lamban. Akibatnya, tingkat kesadaran masyarakat dalam dunia pendidikan menjadi tidak terupgrade secara maksimal. Terbukti, masih banyak warga Sumenep yang termarjinalkan hingga menyebabkan mereka buta akasara.
Persoalan buta aksara ini juga menumpuk di daerah terpencil seperti Dusun Sobuk, Desa Ketawang Karay, Kecamatan Ganding dan kawasan lain yang jauh dari pantauan pemerintah daerah.
“Apalagi Kabupaten Sumenep teridir dari daratan dan kepulauan. Kalau tidak salah, kita juga memiliki 126 pulau. Dan jumlah itu melebihi kabupaten lain di Jawa Timur. Masalah buta aksara ini masih memilukan kita:, terang Edy pemerhati pendidikan Sumenep kepada MaduraExpose.com, Senin (8/9/2014) malam.
Sementara Ach. Sahdik, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sumenep kepada wak media mengakui tingginya buta aksara di Kabupaten Sumenep. Kendati demikian pihaknya terus berupaya agra jumlah tersebut bias ditekan semaksimal mungkin. Salah satunya dengan program keaksaraan fungsional. (Ahm/Fer)