MADURAEXPOSE.COM — Awal musim hujan di tahun ini diperkirakan akan mundur 10 hingga 30 hari ke November 2019. Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwi Korita Karnawari, kondisi iklim di wilayah kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu muka air laut.
“Suhu itu baik suhu muka air laut yang ada di kepulauan Indonesia maupun yang berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia,” ujar Dwi, dalam pernyataan resminya, Senin (19/8/2019).
AYO BACA : Musim Hujan di Sejumlah Daerah Alami Kemunduran
Ia mengatakan, Oktober 2018 yang lalu BMKG telah memprediksi terjadinya El Nino lemah. Sementara pada Agustus ini, BMKG memantau dan menganalisis bahwa saat ini El Nino lemah tersebut telah berakhir, sehingga anomali di Samudra Pasifik kembali menjadi netral. Kondisi netral ini diperkirakan berlangsung hingga akhir 2019.
Namun karena masih terpengaruh oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera dan perairan Indonesia di bagian selatan ekuator yang lebih dingin dari suhu normal (26°-27°C), proses penguapan air laut yang lebih sulit terjadi. Dampaknya adalah pembentukan awan-awan hujan juga menjadi berkurang dan curah hujan masih rendah.
AYO BACA : Perajin Bata Merah Perbanyak Produksi Selama Kemarau
Perubahan cuaca ini akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Jambi bagian tengah, sebagian besar Sumatera Selatan, sebagian kecil Lampung, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
Sedangkan di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, sebagian Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, dan Pegunungan Jayawijaya sudah mulai masuk musim hujan pada Agustus, September, dan Oktober.
Kemudian, khusus wilayah Papua awal musim hujan terjadi di pada November. Tetapi di bagian selatan dan Merauke awal musim hujan terjadi pada Desember.
Sedangkan, puncak musim hujan 2019/2020 diprediksi akan terjadi pada Januari-Februari 2020. “Menghadapi kondisi puncak hujan, yang perlu diwaspadai wilayah yang rentan terhadap bencana yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu banjir dan tanah longsor,” jelasnya.
(AyoBandung)