[vc_row][vc_column][vc_column_text]MADURAEXPOSE.COM–Mungkin banyak publik yang belum mengetahui, kenapa Achmad Fauzi menjadi Wakil Bupati mendampingi Kiai Busyro Karim melalui Pilkada Sumenep 2015?. Padahal, jika diukur dari kekuatan finansial maupun pertimbangan politik lainnya, saat itu, sangat memungkinkan untuk maju sendiri di M-1 (sebutan orang nomor satu di Sumenep,Red).
Ketokohan Achmad Fauzi yang kerap disandingkan dengan pengusaha sukses yang taat dan takzdim kepada para Ulama, tentu saja bukan sekedar isapan jempol ataupun pencitraan. Belum lagi, sikap hormat yang selalu ditunjukkan Kiai Busyro Karim kepada MH Said Abdullah, menunjukkan kalau dua politisi senior itu tak bisa dipisahkan, apalagi dibenturkan oleh (hanya) kepentingan politik lokal.
“Alhamdulillah, Waktu itu saya masih berjibaku dengan berbagai usaha dan bisnis di Jakarta. Kami juga mengelola sejumlah media pro rakyat. Namun karena saya diminta maju sebagai Calon Bupati Sumenep. Ya pulang dong, meski saya tahu, kalau diukur dengan finansial, mohon maaf jabatan Bupati itu tidak ada apa-apanya.
Tapi kalau sudah urusan mengabdi kepada masyarakat, terutama para kiai dan alim ulama, apapun saya korbankan. Termasuk semua kenyamanan di Ibu Kota,”papar Achmad Fauzi dalam dialog khusus dengan Maduraexpose.com.
Disoal kenapa Busyro Karim yang maju jadi Bupati, Achmad Fauzi menjelaskan persoalan itu tak lebih dari adanya kedekatan emosional yang sudah seperti satu keluarga.
“Disamping karena kedekatan emosional antara Pak Said dengan Kiai Busyro Karim, kami ini sudah seperti satu keluarga. Selalu seiring bersama. Makanya ketika Kiai Busyro masih berkenan melanjutkan priode kedua pada Pilkada 2015, saya dengan legowo menerima itu meski harus puas di posisi Wabup”. Demikian Fauzi melanjutkan kisahnya.
Bahkan Fauzi juga menceritakan sebelum Kiai Busyro Karim jadi Bupati. PDI Perjuangan lah yang paling keras menyuarakan untuk mengusung pengasuh Pondok Pesantren Alkarimiyah Braji itu menjadi Bupati.
“Kami paham antara kami dengan Kiai Busyro beda partai. Tapi komitmen kami untuk membangun Sumenep dan memberdayakan umat, justru nyaris tak ada perbedaan. Bahkan tak hanya soal tiket parpol, urusan operasional dan biaya kampanye waktu itu, kita malah yang menanggung,” tandasnya.
Pencetus Rumah Kepulauan Sumenep inipun menambahkan, sangat naif kalau ada pihak-pihak yang berusaha membenturkan dirinya dengan kubu Kia Busyro Karim, termasuk juga dengan para loyalis dan pendukungny. ‘
“Sangat tidak mungkin akan ada yang mampu membentur-benturkan kami dengan Kiai Busyro Karim yang sudah seperti satu visi dari awal. Misi kami juga sama. Sumenep super mantap itu bukan guyonan”.,imbuhnya lagi menjelaskan.
Bahkan ditanya soal apa obsesinya maju menjadi Calon Bupati Sumenep di Pilkada 9 Desember, Achmad Fauzi menjawab dengan tegas demi melanjutkan perjuangan bersama para kiai dan ulama yang telah diamanatkan pada dirinya dengan Kiai Busyro Karim sebelumnya.
“Simpelnya, hari ini sampai masa yang akan datang, atas idzin Allah SWT, kami sami’na watha’na melanjutkan kepemimpinan Kiai Busyro Karim yang dimandatkan oleh para ulama, kiai dan tokoh masyarakat dan kepercayaan umat kepada kami,Isnya Allah.Amin.” tutupnya. [Ferry Arbania][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]