Sumenep, Maduraexpose.com- Sejak penetapan nomor urut pasangan calon (Paslon) Pilkada ditetapkan oleh pihak KPU Kab beberapa waktu lalu, jargon kebesaran dari petahana “Lanjutkan Super Mantap Jilid 2” nyaris tak terdengar lagi. Itu terjadi, karena disinyalir akan mengganggu konsentrasi konstituen setelah paslon Zainal Abidin-Dewi Khalifah berada di nomor urut dua.
“Jika jargon Lanjutkan Super Mantap Jilid Dua terus dilanjutkan, bisa-bisa orang awam akan berpikir untuk memilih nomor urut dua, yakni pasangan Zainal Abidin-Dewi Khalifah”, ujar Imam Mukhlis, pengamat politik dari Kaukus Labang Mesem.
Sementara pakar politik dari Sumekar Network, Syafruddin Budiman, kekuatan politik dari pihak petahana, diyakini hanya bertahan hingga Oktober.
“Setelah Oktober akan ada penjabat bupati yang mengendalikan roda pemerintahan Sumenep. Maka secara otomatis, power kekuasaan dari petahan akan berakhir. Pada saat inilah, kekuatan politik akan berimbang antar pihak incumbent dengan paslon baru”, tandasnya.
Untuk diingat, penetapan nomor urut paslon saat itu diawali dengan Rapat Pleno terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep,Jawa Timur sebelum menetapkan nomer urut pasangan calon (paslon) bupati – wakil bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dijadwalkan pada tanggal 9 Desember 2015.
dua paslon telah ditetapkan nomer pasangan calon A Busyro Karim-Achmad Fauzi mendapatkan nomor urut 1 dan pasangan Zainal Abidin-Dewi Khalifah mendapatkan nomor urut 2.
Paslon nomor urut satu, yakni A Busyro Karim dan Ahmad Fauzi, diusung koalisi PKB-PDI Perjuangan dan dukungan dari Partai NasDem. Sementara Zainal Abidin dan Dewi Khalifah diusung 8 parpol yakni Partai Demokrat, PAN, PKS, PPP, Gerindra, Hanura, Golkar dan PBB.
(mex/fer)