Sumenep (Maduraexpose.com)- Siapa sangka, dibalik gembar gembor slogan “Super Mantap” sampai dengan “Bismillah Melayani” ada salah satu warga Sumenep yang terendus “kamera” wartawan masih tinggal digubuk yang tidak layak huni. Perlu uluran tangan pemerintah daerah.
Warga Sumenep yang tinggal di “gubuk derita” tersebut diketahui bernama Rudiyanto (35), tinggal di Dusun Gampong RT 1 RW 2, Desa Giring, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep. Dia tinggal bersama dengan Ibunya Sahwiyatun (60).
Saat ditanya wartawan, Rudiyanto mengaku belum pernah mendapat bantuan rumah sepeserpun, termasuk program Rumah Tidak Layak Huni(RTLH). Dirinya juga mengaku sudah bertahun-tahun hidup dalam kekurangan, tinggal digubuk bambu yang menyedihkan.
Rudiyanto mengaku sejak kecil ditinggal Bapaknya yang meninggal karena sakit sejak dirinya masih berusia 4 tahun. Kesehariannya digunakan untuk bekerja apa saja demi menghidupi Ibu kandungnya dibawah garis kemiskinan. Keduanya tinggal dirumah gedek yang sempit ukuran 3×6 dengan atap jerami dan sebagian pakai terpal.
“Dari dulu kepingin banget buat rumah yang layak untuk Ibu saya Mas. Apa ada kami orang tak punya,” demikian Rudiyanto, Warga Dusun Gampong RT 1 RW 2, Desa Giring, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep dengan pandangan mata berkaca-kaca.
Kendati hanya tinggal dirumah gedek, dirinya selalu berusaha tersenyum dan bersyukur kepada Allah Swt. Betapa tidak, gubuk yang dia tinggali bersama Ibunya itu dibuat atas swadaya para tetangganya, secara patungan.
“Bisa bangun rumah gedek inipun saya sangat berterimakasih Mas. Karena ini dibangun atas bantuan tetangga, mereka patungan,”imbuhnya.
Disinggung apakah pernah mendapatkan bantuan rumah dari pemerintah daerah, pihaknya menggelengkan kepala dengan raut wajah dibalut kesedihan.
“Tidak pernah dapat bantuan RTLH, hanya dapat bantuan beras,” ujarnya dengan suara lirih
Untuk membuktikan apakah benar rumah gedek milik Rudiyanto dibantu tetangganya, tim media inipun secara diam-diam mengorek keterangan dari tetangga yang bersangkutan.
“Saya sangat kasihan dengan kehidupannya, itu kecelakaan tabrakan kakinya patah, jadi kerja berat sudah tidak memungkinkan. Memang benar saya dan tetangga yang patungan untuk tempat tinggal mereka berdua” ujar Abdul Wahab salah satu tetangga Rudiyanto bersungguh-sungguh.
Tim inevstigasi media yang meliput persoalan inipun mencoba mengonfirmasikan persoalan tersebut dengan sejumlah pihak terkait agar mendapat perhatian. Diantaranya yang sudah dihubungi beberapa anggota DPRD Dapil I Sumenep dan Dinas Sosial Sumenep. [tim/fer]