Madura Expose—Koordinator Paguyuban Pemerhati Kelompok Tani (P2KT) Kabupaten Sumenep, Zaenuri, MP menilai gagasan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) setempat yang akan mengganti program budidaya tembakau menjadi perekbunan tebu dianggap sebuah gagasan ngawur dan bertentangan dengan keinginan masyarakat petani di ujung timur Pulau Madura tersebut.
Kang Nur, demikian mantan aktivis HMI Jombang ini beralasan, tanaman tebu yang direncanakan Dishutbun Sumenep itu salah sasaran.
“Orang Sumenep akan berpikir seribu kali untuk beralih ketanaman tebu. Disamping memerlukan lahan yang jauh dari pemukiman penduduk, orang Madura masih fanatik terhadap budidaya tembakau”, tandasnya.
Pihaknya meminta Kepala Dishutbun Sumenep supaya tidak terburu-buru dalam merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan petani. Apalagi sampai detik ini belum ada pabrik gula yang bisa menyerap hasil panen tebu.
“Pangsa pasarnya saja belum jelas. Belum ada pabrik gula di Madura. Kok malah mau mau garap lahan tebu. Ide itu mnenjadi sangat tidak rasional ketika petani harus menjual hasil panennya keluar daerah dengan biaya yang pasti tidak sedikit”, pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten melalui, Kabid Perkebunan Dishutbun Sumenep Joko Suwarno menyampaikan gagasannya untuk mengalihkan tanaman tembakau ke budidaya tebu. Pihaknya juga mengklaim sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Disperta).
[lam/fer]