Sumenep, MaduraExpose.com- Lambat laun dinamika politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sumenep priode 2015-2020 makin ramai diperbincangkan. Banyak pihak mulai mereka-reka sederet nama yang diprediksi benar-benar serius mencalonkan diri sebagai Cabup maupun Cawabup mendatang.
Sejauh ini, banyak kalangan memprediksi ada kandidat kuat dari kalangan muda profesional, Achmad Fauzi yang dikenal sangat dekat dengan kalangan elit partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sosok ini sudah sangat dikenal dikalangan para politisi baik di Sumenep maupun Senayan.
“Achmad Fauzi ini putra Sumenep. Orangnya masih muda tapi kaya pengalaman berbagai organisasi dan seluk beluk politik pemerintahan”, ujar salah satu tokoh Sumenep yang enggan disebutkan identitasnya, Jum’at (30/1/2015).
Sementara posisi Cabup incombent, dalam hal ini A.Busyro Karim beberapa hari lalu secara terbuka berkunjung ke Kantor DPC PDIP Sumenep bersama Zainal Abidin yang juga dikabarkan menjadi kandidat Pilkada Sumenep.
“Pak Bupati sama H.Zaenal Abidin sudah silaturrahim ke kantor DPC PDIP. Kami hanya membicarakan (menyamakan) persepsi untuk kepentingan Sumenep kedepan”, ujar Hunain Santoso, Ketua DPC PDIP Sumenep, saat dihubungi melalui telpon genggamnya, Jumat siang.
Ditanya kemungkinan apakah PDIP kembali mengusung A. Busyro Karim, Hunain mengaku hal tersebut menjadi kewenangan DPP. Tetapi dalam konstalasi kepentingan politik, apapun menjadi sangat mungkin terjadi.
“Saat ini PDIP khan pemerintah yang mengusung Pak Jokowi menjadi presiden. Sudah barang tentu kami akan mengusung calon bupati yang visi-misinya sama dengan pemerintah”, terang mantan Wakil Ketua DPRD Sumenep ini.
Hunain juga merespon kemungkinan koalisi Indonesia Hebat, dimana PKB dan PDIP berkoalisi mengusung Jokowi menjadi calon presiden.
“Dalam pusaran politik tak ada yang tidak mungkin. Termasuk apakah terjadi koalisi ditingkat daerah misalnya PKB dan PDIP mengusung Cabup dan Cawabup yang satu visi, itu juga sangat mungkin”, paparnya sedikit deplomatis.
Mungkin nggak kalau misalnya Busyro Karim dan Achmad Fauzi dalam satu paket dalam Pilkada nanti?
“Kalau bicara kemungkinan, itu bisa saja terjadi. Tetapi sekali lagi, masalah ini kewenangan DPP PDIP, bukan DPC”, pungkasnya.
(fer)