MADURAEXPOSE.COM– Mantan Ketua PMII PC. Sumenep Imam Syafii, ikut menyayangkan miskinnya pengetahuan Kepala Dinas Pariwisata Sumenep terkait masalah pusaka yang mendadak viral dikalangan awak media.
Masalah pusaka,lanjut Imam, tidak bisa diremehkan apalagi setingkat kepala dinas Pariwisata yang paling bertanggung jawab dalam mengawal visit Sumenep 2018.
“Apalagi sebentar lagi Sumenep akan mendeklarasikan diri sebagai kota pusaka. Ini parah sekali kalau Kadisnya malah gagal paham, “kritik Imam Syafii kepada Maduraexpose.com, Senin Malam 2 Oktober 2017.
Imam berharap agar bupati benar-benar mengevaluasi mantan Kabag Humas Protokol ini agar tidak lagi mengundang risau banyak kalangan.
“Selain miskin wawasan mengenai pusaka, kami memiliki banyak catatan lain kepala dinas yang satu ini. Kalau saya sih malah menyarankan lebih baik mundur saja. Masih banyak pejabat yang lebih muda dan memiliki SDM mumpuni, “tandasnya penuh kecewa.
Seperti marak diberitakan media sebelumnya, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (disparbudpora) Sumenep, Madura, Jawa Timur, malah tidak paham nama-nama pusaka. Hal itu nampak ketika Ritual penyerahan salah satu pusaka peninggalan raja Sumenep, pasca dijamas (Sucikan).
Penyerahan itu dilakukan oleh empu keris asal Desa Aeng Totong, Kecamatan Saronggi kepada keturunan Raja, R Idris. Saat ini menjabat sebagai Plt Sekretaris Daerah (Sekda).
“Jamasan keris yang berlangsung sejak kemarin hingga hari ini, memang saya atur, saya seting supaya bisa dinikmati wisatawan manca negara,” kata Sofi, saat ditemui di Pandapa Agung, Senin (2/10).
Menurutnya, pusaka yang diserahkan itu merupakan pusaka keraton. Keris tersebut merupakan turun temurun dari leluhur keraton Sumenep. Kemudian saat itu dijamas (sucikan) bersamaan keris kuno (sepuh) milik empu keris di Desa Aeng Tongtong.
“Namanya saya tidak tahu, karena tidak sampai kesitu, saya tidak ke nama karena lebih ke aspek kerisnya pada pusaknya,” jelasnya saat ditanya nama pusaka yang dijamas saat itu.
(fjr/sin/fer)