Sumenep, Maduraexpose.com- Tuntutan permintaan maaf oleh Keluarga Besar dan Alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Mathaliul Anwar Pangarangan, Sumenep bakal berbuntut panjang. Pasalnya, yang bersangkutan menolak menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh media yang ada di ujung timur pulau Madura tersebut.
“Sebenarnya saya bukan menolak meminta maaf seperti ditulis disebuah media online. Saya sudah melakukan tabayyun kepada KH.Said Abdullah. Saya sampaikan, bahwa pemuatan foto di media kami, semata-mata karena saya pengagum beliau”, ujar Hambali Rasyidi, Pimred Mata Sumenep saat dikonfirmasi di Perumahan Sumekar, Sabtu dini hari, 5 September 2015.
Berikut klarifikasi Pimred Mata Sumenep melalui situs mereka:
Pemred Mata Sumenep Tabayyun ke KH. Said Abdullah
Gara-gara mengupload foto keluarga KH. Mohammad Said Abdullah pengasuh Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Sumenep, Madura, Jawa Timur bersama KH. A Busyro Karim dalam acara keluarga di FB Halaman Mata Sumenep dan memuat di Mata Sumenep versi cetak menuai protes dari para alumni dan keluarga besar Ponpes Mathali’ul Anwar.
Para alumni menilai foto keluarga tersebut memberikan kesan opini dukungan politik kepada Kiai Busyro sebagai Paslon Nomor 1 dalam Pilkada Sumenep. Sementara, KH Said Abdullah tidak pernah terlibat dalam sebuah politik praktis sebagaimana wasiat dari sesepuh dan pendiri Ponpes KH Abdullah. Karena itu, Kiai Said Abdullah menulis surat secara tertulis atas keberatan foto keluarga yang dimuat di Mata Sumenep Online dan Mata Sumenep versi cetak, hari Kamis, 3 September.
Menanggapi keberatan Kiai Said, Hambali Rasidi, Pemimpin Redaksi Mata Sumenep bersama jajaran redaksi nyabis atau tabayyun kepada KH Mohammad Said Abdullah pada hari itu juga (Kamis, jam 15.30 WIB). Dalam pertemuan di dhalem Kiai Said itu, Hambali Rasidi memohon maaf atas kekhilafannya. “Abdina tidak pernah nulis ajunan mendukung Kiai Busyro. Nyyoon sapora manabi deddi salah,” tutur Hambali kepada Kiai Said.
Secara ramah dan bijak, Kiai Said menjawab, “Kaule memang tak ingin berpolitik praktis. Kedua calon (Busyro dan Zainal) padhe kanca,” dhawuh Kiai Said.
Dalam pertemuan yang disaksikan Lora Moh. Saifa Ibadillah dan dua pengurus pesantren itu, akhirnya dilakukan kesepakatan. Pertama menghapus semua foto Kiai Said dan Kiai Busyro di FB Halaman Mata Sumenep Online. Kedua, mememohon maaf secara terbuka di FB Halaman Mata Sumenep. Ketiga menghapus foto di cover belakang Mata Sumenep versi cetak edisi 22.
READ PATEN Go Internasional
“Kadinapa kak dinto ampon lastare cetak cuman belum beredar, ponapa bedhe solusi?,” pinta Hambali kepada Kiai Said.
Lora Ibad-panggilan akrab Lora Moh. Saifa Ibadillah- menjawab, “Ya pokoknya hapus foto abah di online dan cetak. Agar santri dan alumni tidak resah. Karena terlanjur tersebar di online,” pinta Lora Ibad.
Pada malam harinya, redaksi rapat dan mencari solusi. Langkah pertama, foto yang terlanjur dicetak ditutupi stiker. Kedua, segera membuat redaksi permohonan maaf. “Sebenarnya, tadi malam foto keluarga itu langsung saya hapus di FB Halaman Mata Sumenep. Dan sekitar jam 20.00 WIB, saya sudah mengirim materi kepada Lora Ibad yang berisi, permohonan Maaf kepada KH Moh. Said Abdullah dan keluarga serta alumni, yang siap diupload di FB Halaman Mata Sumenep. Lora Ibad nyarankan saya untuk koordinasi dengan Moh. Ali Wasik sebagai koordinator Forum Alumni.
Materi juga dikirim ke Ali Wasik. Kata Ali Wasik mau rapat. Besok (hari jumat, 4/9) akan ada surat resmi ke redaksi Mata Sumenep,” jelas mantan wartawan Radar Madura meluruskan berita yang dinilai tidak mau maaf dan terlanjur beredar ke publik.
Hambali menjelaskan, surat yang dilayangkan forum alumni pada hari Jum’at 4 september itu, diluar kesepkatan yang disaksikan oleh KH Said Abdullah. “Bukan saya tidak mau minta maaf. Saya juga pengagum sosok Kiai Said. Sejak sekolah saya sering nyabis. Tapi karena surat itu diluar kesepakatan. Saya hanya bersedia minta maaf secara langsung dan bersedia dipublikasan permintaan maaf saya di media yang saya upload. Dan itu sudah disepakati dan disaksikan bersama,” terang hambali.
(***/Fer)