MADURA EXPOSE—Relokasi PKL Taman Adipura Sumenep ke lapangan Giling sejak 1 Syawal 1437 H silam, melalui Wakil Bupai Achmad Fauzi dan Tim Relokasi, hingga saat ini memunculkan gejolak sosial dan ekonomi ratusan pedagang yang sudah puluhan tahun menyambung hidup dengan cara berjualan seadanya karena kemampuan modal yang sangat terbatas.
Pasca relokasi ini, ratusan PKL mengaku kelimpungan hingga sebagian besar memilih menolak dengan melakukan protes ke Komisi II DPRD Sumenep. Namun upaya PKL mencari keadilan melalui wakil mereka di parlemen tidak membuahkan hasil. Buntutnya, mereka menggelar aksi unjuk rasa ke kantor Pemkab dengan jumlah massa mencapai ratusan pedagang.
Persoalan ini menuai keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan, tak terkecuali dari kalangan Kiai NU Sumenep yang selama ini memberikan support atas pencalonan Achmad Fauzi sebagai Wakil dari Bupati A.Busyro Karim.
Keprihatinan itu juga datang dari salah satu Kiai NU, yakni KH M Taufiqurrahman FM, pengasuh Pondok Pesantren pengasuh Pondok Pesantren Mathlabul Ulum Desa Jambu,Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Menurut beliau, jika tempat relokasi yang sudah disediakan Tim Relokasi di Area Lapangan Giling tidak menguntungkan bagi para PKL, maka sudah menjadi kewajiban Pemkab untuk mencarikan solusi yang lebih baik ditempat lain.
“Carikan lokasi lain selain Giling dan Taman Bunga, mungkin jadi solusi dimana yang sekiranya bias memulihkan ekonomi PKL,” ujar KH M Taufiqurrahman FM melalui pesan singkat yang diterima MaduraExpose.com.
(KH.Taufiqurrahman FM dan Wakil Gubernur Gus Ipul/Istimewa)
Pantauan MaduraExpose.com sejak relokasi PKL ke Lapangan Giling, arus lalu lintas sejak sore hingga larut malam di kawasan itu terhambat karena penuh dengan gerobak PKL. Tak hanya itu, ratusan PKL yang enggan berjualan ditempat relokasi, saat ini memilih berjualan di tempat-tempat dekat rumah mereka, bahkan sebagian bergeser ke daerah Batuan dan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur. [awi/ferry]