Catatan Kecil Ferry Arbania (Pimpinan Redaksi Maduraexpose.com)
Selama kurang lebih 6 bulan terakhir, tim sukses (timses) atau disebut juga dengan tim pemenangan Zainal Abidin-Dewi Khalifah sengaja mendiamkan (silent) segala bentuk strategi dan jaringan yang menyambungkan dengan seluruh calon pendukung diberbagai elemen masyarakat,mulai dari kalangan elit hingga dikalangan akar rumput.
Hal itu semata-mata untuk memaksimalkan strategi pemenangan dibawah besutan timses ZA-EVA yang mayoritas kalangan tokoh Ulama, Kiai, tokoh perempuan, tokoh pemuda hingga kalangan mahasiswa dan pemuda.
Bahkan KH.Ramdhan Siraj, Ketua Dewan Pemenangan ZA-EVA saat ditanya Maduraexpose.com beberapa bulan yang lalu, disaat orang-orang meremehkan kekuatan ZA_EVA bilang, bahwa pihaknya dengan seluruh komponen yang bertugas melakukan penjaringan calon pemilih diberbagai tingkatan, yang barang tentu dengan cara memupuk silaturrahim dan membuka kesadaran ditengah-tengah masyarakat akan pentingnya perubahan Sumenep yang selama ini ibarat api masih jauh dari panggang.
Diakui atau tidak, lambat laun, kekuatan ZA-EVA bak gelombang pasang yang tak terduga sebelumnya oleh kalangan awam. Secara mengejutkan, hampir disudut perkantoran, pertokoan, pasar tradisional, lembaga pesantren dan bahkan di terminal-terminal, sosok ZA-EVA makin dielu-elukan banyak kalangan yang menginginkan perubahan, demi Sumenep yang lebih makmur dan bermartabat.
Bukan rahasia lagi, kemampuan ZA (Zainal Abidin) selama ini dikenal sebagai pejabat penting dilingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sudah barang tentu jadi kebanggaan tersendiri bagi Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur, terlebih Pakde Karwo alias Soekarwo yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur.
Jauh hari sebelum ZA dinobatkan sebagai kader terbaik yang diinginkan menjadi Pemimpin Sumenep, Pakde Karwo yang juga menjabat Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, tak henti-henti memuji sosok Zainal Abidin yang dianggap memiliki kemampuan luar biasa, termasuk rasa percaya tinggi untuk membangun tanah kelahirannya, yakni Sumenep, Madura tercinta.
Setelah melalui rangkaian persiapan dan lobi-lobi yang cukup ketat, keluarlah rekomendasi para Ulama, Kiai dan sederet tokoh penting lainnya seperti tokoh perempuan Sumenep (Nyai), tokoh pemuda, kalangan pengusaha dan pakar politik dan strategi untuk mengusung Zainal Abidin (ZA) sebagai Calon Bupati dan Dewi Khalifah (Nyai Eva) sebagai Calon Wakil Bupati Sumenep priode 2015-2020.
ZA yang diusung Partai Demokrat, apakah suatu kebetulan?? ANalisa kami bukanlah suatu kebetulan. Itu dibuktikan dengan kedekatan Zainal Abidin saat menjabat sebagai Kepala Bappeda Jawa Timur dengan Soekarwo, Gubernur Jawa Timur yang juga diberangkatkan dari Partai Demokrat.
Apakah semua partai pemenang Pemilu selain PKB, PDIP dan Nasdem yang telah menyatakan bergabung dengan Partai Demokrat mengusung ZA-EVA juga sebuah kebetulan??
Jawabnya sudah pasti bisa ditibak, bukan juga suatu kebetulan. Terlepas adanya sinyalemen pengaruh politik dari Soekarwo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, kita tak perlu mengernyitkan dahi ketika jawabannya memasuki gelanggang politik. Sudah menjadi rumus, siapa yang cerdas dan kuat, dialah yang berpengaruh. Dan apakah hal tersebut menuai kontroversial berlebihan dari kalangan pendukung rival ZA-EVA, hal inipun bukan urusan kita. Biarlah rakyat yang menilai. Intinya, Soekarwo hebat, Zainal Abidin Cerdas, Dewi Khalifah merakyat.
Mampukah paslon 1 Busyro Karim-Achmad Fauzi mempertahankan kursi kekuasaannya sebagai Bupati Sumenep? Sementara Cawabup paslon ini bukanlah sosok handal sekaliber Soengkono Sidik yang telah ‘disingkirkan’. Bukan rahaia lagi, Soengkono Sidik merupakan pasangan calon yang dulunya diusung PKB dan PDIP yang kemudian disingkat menjadi AbusSidik (A.Busyro-Soengkono Sidik) hingga menjadi pemenang dalam Pilkada Sumenep 2010-2015.
Sayangnya, PDIP lebih memilih Achmad Fauzi menggantikan Soengkon Sidik sebagai Cawabup Busyro Karim. Kendati demikian, para elit parpol pengusung yang memiliki alasannya. Itu juga bukan urusan kita. Itu urusan mereka para elit parpol.
Terkait makin mengguritanya dukungan masyarakat terhadap paslon ZA-Eva, sebenarnya, lanjut KH.Ramdhan Siraj, tak perlu ramai-ramai, tak perlu menjelek-jelekkan lawan.
“Gerakan bawah tanah Mas. Silent aja biar pihak lawan tidak tambah amarah”, ujar KH.Ramdhan Siraj kepada Maduraexpose.com.
Dan kalau boleh kita jabarkan sedikit saja tentang perkembangan terakhir, ternyata para pendukung ZA-EVA yang terus membludak ini, setelah sekian lama merahasiakan kecintaan mereka terhadap sosok Zainal Abidin dan Dewi Khalifah, akhirnya meledak juga kepermukaan.
Buktinya, pada saat paslon nomor urut 2 ini menggelar acara istighosah dan kampanye terbukan di lapangan Guluk-Guluk, Sumenep, jumlah massa pendukung ZA-EVA diprediksi lebih dari 20 ribu orang.
Dan terakhir, sebagai bentuk antusiasme kalangan pendukung ZA-EVA di DPRD Sumenep, sejumlah politisi partai pengusung paslon 2 dengan bangga menyapa puluhan ribu pengguna media sosial facebook dengan mengunggah foto kampanye Pasangan Sumekar ini. Seperti yang dilakukan oleh Indra Wahyudi, anggota DPRD Sumenep dari Pratai Demokrat misalnya.
“Puncak kampanye pasangan No. 2 ZAEVA di lapangan guluk2 sumenep. Seluruh kyai dan ulama khususnya dr ponpes Annuqoyah nyatakan dkungan untuk pasangan No. 2. Mari lanjutkan ihtiyar kita untuk PERUBAHAN yg lebih baik”, demikian Indra Wahyudi menulis diakun facebooknya.
#puluhan ribu pendukung setia mereka di Lapangan Guluk-Guluk,Sumenep, Madura. (Istimewa)
(*)