Sejumlah Pemuda Timur Daya dan keluarga bayi berusia lima hari yang meninggal, berunjuk rasa di depan Puskesmas Batang-Batang, Kabupaten Sumenep. Mereka menuding kematian bayi Adelia Aziz Bella Negara penuh kejanggalan.
Mereka membawa sejumlah poster bertuliskan protes. Diantaranya, ‘Tumbal Pesugihan, ‘Tero Sogie Araja Toyol’, ‘Boleh Pinjam 100.000’, ‘Kapus Batang-Batang Harus Mundur Dari Jabatannya’.
Unjuk rasa tersebut merupakan buntut dari meninggalnya Adelia Aziz Bella Negara, bayi berusia 5 hari. Bayi perempuan itu lahir di Puskesmas Batang-batang dalam keadaan sehat, sehingga tak berselang lama dari persalinan, ibu dan bayinya dibolehkan pulang, namun diminta kembali ke Puskesmas beberapa hari lagi, untuk pengambilan sampel Skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK).
Skrining tersebut dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita, sehingga bayi mendapatkan penanganan secara cepat dan tidak berdampak serius terhadap tumbuh kembang bayi.
Pengambilan sampel tersebut dengan cara pengambilan darah dari tumit bayi. Versi keluarga, pasca pengambilan darah, kondisi bayi drop. Badannya panas dan tidak mau minum ASI maupun susu formula, hingga akhirnya si bayi meninggal saat berumur 5 hari.
“Kami melihat ada kejanggalan dari proses SHK. Di tumit bayi yang diambil darahnya, ada bekas lebam biru menghitam,” kata korlap aksi, Abdul Halim, Selasa (28/11/2023).
Karena itu, lanjutnya, keluarga meminta agar pihak Puskesmas bertanggungjawab atas kematian bayi. Keluarga menduga ada kelalaian pihak Puskesmas yang menyebabkan bayi meninggal.