Pamekasan (MaduraExpose.com)- Beberapa waktu lalu sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Insan Muda Pamekasan (AIMP) menyoroti realisasi proyek Sport Centre Pamekasan yang dinilai sarat dengan kejanggalan.
Proses tender Detail Engineering Design (DED) pembangunan Sport Centre Pamekasan tahap kedua sebesar Rp1 miliar lebih itu dipertanyakan. Karena dalam pengamatan mahasiswa, proses tendernya tidak sesuai dengan prosedur. Mahasiswa juga menuding, Kelompok Kerja (Pokja) main mata dengan pemenang tender.
“Pokja tender DED tidak profesional, sebab tidak melakukan proses tender dengan prosedur yang ada. Pada tender tahap pertama, telah diumumkan bahwa pemenang tendernya PT Pramantama Konsultan tetapi akhirnya digagalkan karena tidak memenuhi kualifikasi,” ungkapnya Tosan, Koordinator AIMP seperti dilansir rumahwarta.com, baru-baru ini.
Kontraktor yang dimenangkan oleh Pokja, lanjutnya, justru perusahaan yang tidak masuk dalam kualifikasi tahap pertama. Itu terlihat setelah pemenang DED digagalkan pada lelang tahap pertama. Pihaknya mendesak, proses tender ulang dilakukan oleh pihak Pokja dengan memprioritaskan kontraktor yang sesuai kulaifikasi.
Sementara Ketua Pokja DED Sport Centre Bahtiar Eko Firmansyah menampik tudingan tersebut dan mengatakan kalau proses sudah berjalan sesuai prosedur dan transparan. Bahkan semua kontraktor yang ikut dalam proses lelang itu, baik yang lolos atau tidak memenuhi syarat telah di publikasikan di situs LPSE Pemkab Pamekasan.
”Tender sudah dilakukan sesuai prosedur dan sangat transparan,” tepisnya mementahkan tudingan aktivis Aliansi Insan Muda Pamekasan . (Asd/RmW/Fer)