maduraexpose.com

 


Jejak PolitikKonfercab NU

Said Abdullah Titip Target Kemiskinan ke PCNU Sumenep: Harus Turun di Bawah 10%

368
×

Said Abdullah Titip Target Kemiskinan ke PCNU Sumenep: Harus Turun di Bawah 10%

Sebarkan artikel ini

Editor: Ferry Arbania

MH Said Abdullah, politisi senayan asal Sumenep yang saat ini menjabat Ketua Banggar DPR RI.[Ist.@maduraexpose]

SUMENEP – Anggota DPR RI dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, MH Said Abdullah, menitipkan amanah strategis yang berdimensi sosial-keagamaan kepada kepemimpinan baru Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep masa khidmat 2025–2030. Amanah tersebut berfokus pada tugas kolektif antara NU dan pemerintah untuk memerangi kemiskinan, dengan target ambisius: menekan angka kemiskinan Sumenep dari 17 persen menjadi di bawah 10 persen dalam lima tahun ke depan.

Pesan ini disampaikan Said Abdullah menyusul hasil Konferensi Cabang (Konfercab) NU Sumenep yang menetapkan KH Ahmad Washil Hasyim sebagai Rais Syuriah dan KH Widadi Rahim sebagai Ketua Tanfidziyah.

 


Tanggung Jawab Khidmah dan Kenyataan Sosial

Isu kemiskinan di Sumenep bukan hanya menjadi problem struktural negara, tetapi juga menjadi pekerjaan rumah (khidmah) utama bagi organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Sebelumnya, bahkan Ketua PCNU demisioner, KH Panjdi Taufik, secara eksplisit pernah menyoroti isu ini.

KH Panjdi Taufik sempat menekankan bahwa kemiskinan di Sumenep yang berada di kisaran 17% merupakan ujian nyata bagi efektivitas sinergi antara ulama dan umara. Beliau menggarisbawahi bahwa program nahdliyah (kebangkitan) harus diterjemahkan dalam aksi nyata pemberdayaan ekonomi umat agar tidak hanya berkutat pada retorika dan ritual, melainkan juga menyentuh aspek mashlahah al-‘ammah (kebaikan umum).

Kolaborasi Total sebagai Fiqih Tawazun

Menanggapi tantangan nyata ini, Said Abdullah menegaskan bahwa peran PCNU sebagai mitra strategis pemerintah sangat vital. Menurutnya, untuk mencapai target penurunan kemiskinan yang signifikan, diperlukan kerja bersama yang mengedepankan prinsip Tawazun (keseimbangan) khas Aswaja: menyeimbangkan urusan dunia (ekonomi) dan akhirat (keagamaan).

“PCNU Sumenep bersama pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, hingga pemerintah pusat harus bisa berjalan bareng. Saya optimistis kolaborasi ini dapat menurunkan tingkat kemiskinan di Sumenep secara lebih progresif,” tutur Said Abdullah, Senin (8/12/2025).

Angka kemiskinan saat ini yang sekitar 17% dianggap sebagai indikator bahwa intervensi politik dan sosial belum sepenuhnya efektif. Said Abdullah yakin angka tersebut bisa ditekan hingga di bawah 10 persen pada masa kepemimpinan KH Widadi Rahim hingga tahun 2030 mendatang.

Figur Muda Transformatif untuk Pelayanan Umat

Said Abdullah melihat Ketua Tanfidziyah terpilih, KH Widadi Rahim, sebagai figur ideal untuk memimpin perubahan ini. Ia menilai Kiai Widadi memiliki kecerdasan, kepemimpinan yang baik, serta semangat transformatif yang dibutuhkan untuk memperkuat kerja-kerja pemberdayaan umat.

Amanah utamanya adalah memprioritaskan:

  1. Penguatan Ekonomi Nahdliyin: Mengembangkan Lembaga Perekonomian NU (LPNU) dan mendorong kemandirian usaha warga.

  2. Layanan Pendidikan: Memperluas akses pendidikan agama dan keterampilan, khususnya bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan di wilayah daratan maupun kepulauan.

“Ini menjadi modal penting bagi pembangunan dan masa depan Sumenep. Kesejahteraan warga membaik, kualitas sumber daya manusia juga akan meningkat,” pungkas Said Abdullah, mengakhiri pesannya dengan optimisme terhadap masa depan khidmah PCNU Sumenep.

--------EXPOSIANA----
GAYA SAMBUTAN ACHMAD FAUZI WONGSOJUDO

 


 


---Exposiana----

---***---