SUMENEP – Suasana khidmat dan demokratis mewarnai pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Sumenep, yang puncaknya menetapkan KH Md Widadi Rahim sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep periode khidmat 2025-2030. Penetapan ini dilakukan setelah Pleno Rapat Anggota berhasil mengesahkan hasil tabulasi suara yang menunjukkan keunggulan mutlak beliau.
Kemenangan KH Md Widadi Rahim dipandang sebagai sinyal penguatan peran organisasi dalam menjaga dan menyebarkan paham Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah (Aswaja) di wilayah ujung timur Pulau Madura ini.
Dukungan Mayoritas dari Struktur Bawah
Proses pemilihan ketua PCNU Sumenep ini melibatkan perwakilan dari Majelis Wakil Cabang (MWC) dan Ranting se-Kabupaten Sumenep. Dari total 24 suara sah yang masuk, KH Md Widadi Rahim berhasil mengamankan dukungan mayoritas, menjadikannya calon dengan perolehan suara terbanyak di tahap penjaringan.
| Nama Bakal Calon | Suara Diterima | Persentase |
| KH Md Widadi Rahim | 12 | 50% |
| KH Abdul Wasid | 7 | 29% |
| KH M Bahrul Widad | 5 | 21% |
| Total Keseluruhan | 24 | 100% |
Perolehan 50% suara ini menunjukkan bahwa KH Md Widadi Rahim mendapatkan mandat kuat dan dukungan yang terdistribusi merata dari tingkat bawah organisasi. Dalam sistem pemilihan, perolehan setengah dari total suara (50%) merupakan hasil yang sangat signifikan dan jarang terjadi.
Secara matematis, persentase yang diraih KH Md Widadi Rahim adalah:
Prioritas Khidmah: Konsolidasi dan Kemandirian
Dengan terpilihnya KH Md Widadi Rahim, fokus utama PCNU Sumenep periode 2025-2030 diperkirakan akan diarahkan pada konsolidasi internal serta penguatan pilar kemandirian organisasi. Konsolidasi sangat penting untuk menyatukan kembali potensi dan semangat khidmah seluruh warga Nahdliyin pasca Konfercab.
Para peserta Konfercab berharap kepemimpinan baru ini mampu:
-
Memperkuat Kaderisasi: Mencetak generasi muda NU yang militan dan memahami ajaran Aswaja secara mendalam.
-
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi: Mengembangkan lembaga-lembaga perekonomian NU agar dapat menopang dakwah dan kegiatan sosial secara mandiri.
-
Menjaga Tradisi Keagamaan: Mempertahankan dan melestarikan tradisi keagamaan lokal yang sejalan dengan manhaj NU.
“PCNU di bawah kepemimpinan baru ini memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga marwah ulama dan memperkokoh ‘Benteng Aswaja’ dari gempuran paham-paham yang bertentangan dengan prinsip tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran),” ujar salah seorang peserta MWC usai penetapan pleno.
KH Md Widadi Rahim kini diamanahi untuk segera membentuk tim formatur yang akan menyusun kepengurusan harian PCNU Sumenep yang baru, memastikan struktur organisasi berjalan efektif dalam mewujudkan cita-cita besar Nahdlatul Ulama.


















